Jumat, 27 Juli 2012

Tuhan Yang Maha Esa, Bhagavad Gita, Pewayangan, Alam Semesta - Jagat Raya, dan Ilmu Pengetahuan Modern











      Walaupun sudah lewat beberapa hari, dimana bertepatan tanggal 24 Juli 2012 adalah hari yang penting bagi saya pribadi sehubungan dengan meninggalnya master pewayangan Indonesia yang merupakan ‘Guru Abadi’ saya; Yang Terhormat Bapak R.A. Kosasih diusia ke-93 tahun. Kefasihan beliau yang terlahir pada tanggal 4 April 1919, dalam menuangkan cerita pewayangan yang berunsur Hindu sangat mendekati keakuratannya, padahal beliau bukanlah pemeluk Hindu. Yang membuat saya sangat terheran-heran, bagaimana cara beliau mampu mengurutkan dengan apik dan runtun kehidupan tokoh-tokoh pewayangan dengan begitu detail dan begitu menjiwai tetapi mudah dimengerti dan berkesan untuk dibaca. Beliau dengan genius menyederhanakan kisah-kisah yang rumit seperti Mahabharata (masa di jaman keturunan keluarga Bharata dilahirkan / Pandawa dan Kaurawa).


Rest in Peace my Beloving Guru, Mr. R.A. Kosasih in July 24th, 2012


Selanjutnya beliau juga menyusun cerita perang suci Bharatayuda (perang suci antara keturunan keluarga Bharata / Pandawa dan Kaurawa), yang juga di  dalam perang suci ini akan diceritakan sejarah kelahiran salah satu Kitab Suci Hindu : Bhagavad Gita (nyanyian Tuhan). Yang diturunkan sendiri secara langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri Kresna/Lord Krishn.

Shri Kresna/Lord Krishn menunjukkan perwujudan asli diri-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Rupa dan Yang Maha Dimana-mana kepada Sang Arjuna


 Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri Kresna/Lord Krishn secara pribadi memberikan nasehat-Nya kepada Sang Arjuna di medan perang Kurusetra

 
 Dalam perang suci Bharatayuda, di atas kereta perang Arjuna, Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri Kresna/Lord Khrishn secara pribadi memberikan nasehat-Nya kepada Sang Arjuna (sepupunya, sahabat, ipar, dan juga murid kesayangan-Nya), akibat keraguan-raguan dan kesedihan Sang Arjuna dalam menunaikan kewajibannya sebagai seorang ksatria pembela kebenaran, karena harus menumpas habis sanak saudara (Para Kaurawa dan Sang Karna), keluarga, teman, sahabat, gurunya (Rshi Dhrona), bahkan para orang tuanya sendiri (kakek Rshi Bhisma Dewabharata dan paman Sangkuni). Sehingga dalam kesedihannya yang amat sangat Sang Arjuna lebih memilih nyawanya sendiri dibanding kewajibannya menumpas sanak keluarganya yang lalim (Kaurawa dan paman Sangkuni), dan hal itu sangat tidak dibenarkan oleh Shri Kresna – Tuhan Yang Maha Esa.


 Kitab Suci Bhagavad Gita/Nyanyian Tuhan yang terlahir ketika Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri Kresna/Lord Krishn secara pribadi memberikan nasehat-Nya kepada Sang Arjuna sesaat sebelum perang suci keluarga Bharata/Pandawa dan Kaurawa berlangsung di tengah medan perang Kurusetra


 Shri Kresna sebagai sais kereta perang bagi Sang Arjuna saat melintasi batas tengah diantara dua kubu keluarga Bharata/Pandawa dan Kaurawa yang telah siap siaga melaksanakan perang suci


 Sang Arjuna yang menangis memohon dengan memeluk kaki Shri Kresna agar tidak membunuh kakek tercintanya Maha Suci Rshi Bhisma Dewabharata. Shri Kresna tidak sabar melihat keragu-raguan Sang Arjuna dalam melawan kakeknya, hingga ingin membunuh Rshi Bhisma dengan tangan-Nya sendiri

 Sang Arjuna yang dengan gagah berani melaksanakan kewajibannya  sebagai seorang ksatria menegakkan kebenaran setelah keragu-raguannya sirna dari atas kereta perangnya


 Selain kisah Mahabharata dan Bharatayuda tersebut diatas, masih banyak lagi karya-karya masterpiece R.A. Kosasih yang lainnya, seperti kisah keturunan-keturunan Para Pandawa yaitu riwayat sang cucu : Prabu Parikesit, dan riwayat sang cicit : Prabu Udrayana. Belum lagi kisah riwayat leluhur agung Para Pandawa di jaman yang berbeda seperti dalam : Wayang Purwa, Arjuna Wiwaha, Arjuna Sasrabahu, dan Rama - Shinta.



Setelah membahas beberapa karya-karya pewayangan dari almarhum Bapak R.A. Kosasih, selanjutnya saya akan membahas tentang asal muasal kisah-kisah dan tokoh-tokoh dalam pewayangan itu sendiri, yang akan menjawab pertanyaan dari masyarakat banyak apakah tokoh-tokoh dalam pewayangan itu ada atau hanya sekedar cerita dongeng belaka???
Mengangkat kisah-kisah dan tokoh-tokoh dalam kisah pewayangan, artinya tidak dapat dipisahkan dari unsur Hindu dan Bhagavad Gita kitab suci kelima/terakhirnya itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung saya akan mengenalkan sedikit tentang sejarah Hindu dalam konteks ‘universal’ dengan mengangkat salah satu kitab sucinya: Bhagavad Gita (kitab Veda kelima/terakhir) - kitab suci Hindu kelima/terakhir yang mempesona. Saya akan bercerita dengan gaya yang santai, tidak menggurui, menarik, mengesankan, modern, berwawasan luas, sesuai dengan teori ilmu pengetahuan yang berlaku, dan menggunakan bahasa yang universal hingga dapat diterima oleh kalangan luas. Karena semua hal yang saya tulis ini sama sekali tidak ada niat untuk menyinggung perasaan pihak manapun (senyum tulus). Murni sekedar berniat berbagi pengetahuan…
Baiklah, saya lanjutkan…
Banyak yang mengatakan bahwa Hindu adalah agama yang dikenal dekat dengan mistik, itu tidak saya pungkiri… Banyak yang mengatakan bahwa kisah-kisah dan tokoh-tokoh pewayangan dinilai sebagai kisah-kisah dongeng belaka, itu pula saya maklumi... Kedua ‘pernyataan dan pertanyaan’ itu akan saya hubungkan dan terjawab secara akurat oleh kitab suci Bhagavad Gita.
Hindu tanpa Bhagavad Gita memang terlihat mistik dan seperti dongeng belaka, itu disebabkan karena Hindu adalah agama alam - dalam konteks; Hindu merupaka agama yang lahir sejak awal penciptaan seluruh alam jagat raya (terlampir pembahasan secara teori modern)… Selama jagat raya ini masih ada itulah Hindu… Hal itu dipertegas dan dijelaskan oleh kitab suci Bhagavad Gita.  Bhagavad Gita adalah merupakan kitab suci Veda yang kelima/terakhir, yang kealamiahannya, keakuratannya, kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan lebih tinggi dari akar ilmu pengetahuan modern manapun (bukan bermaksud promosi agama).
Mari kita masuki pembahasan yang lebih detail lagi…


 Energi Tuhan Yang Maha Esa dalam perwujudan-Nya sebagai Bhatara Maha Wisnu/Lord Visnu adalah energi yang Menopang Jagat Raya dan Alam Semesta

 

Dalam pembahasan teori ilmu pengetahuan modern, gambar yang tertera diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dalam tahun ajaibnya yaitu tahun 1905, Albert Einstein membuktikan keberadaan Tuhan, dengan cara mendefinisikan Tuhan melalui teori fisika yang telah ditemukannya. Kita semua telah akrab dengan rumus Einstein e = mc2 (energi =  massa x kuadrat kecepatan cahaya).
Namun apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa awalnya Einstein tidak memecahkan untuk “e”, dia memecahkan untuk “m”. Jadi persamaan aslinya adalah m = e/c2 (massa = energi dibagi dengan kecepatan cahaya kuadrat).
        Lalu apa bedanya??? Dengan persamaan pertama kita belajar bagaimana mendapatkan energi dari massa, misalnya; dengan fisi atom dan mendapatkan energi (bom atom dan energi nuklir). Namun dalam persamaan kedua kita belajar bagaimana massa diciptakan oleh energi dan bahwa, misalnya; energi yang dihasilkan oleh penggerak dari pesawat ulang-alik menambah massa berat dari pesawat yang begerak cepat. Dibutuhkan sejumlah besar energi untuk menciptakan massa.
Jadi apakah yang akan kita sebut energi yang cukup besar, cukup kuat, dan luas ini yang cukup untuk menciptakan tata surya, planet-planet, bintang, matahari, semua yang ada di bumi? Dapat disimpulkan… TUHAN adalah energi.

 Albert Einstein adalah seorang ilmuwan modern yang tergila-gila menekuni Bhagavad Gita dari usia masih sangat belia 

 
Bagi seluruh ilmuwan terkemuka dunia, dimana tidak ada satu ilmuwan pun diantara mereka yang mampu mamahami Bhagavad Gita. Karena itu Einstein begitu menginginkan seluruh hidupnya untuk mengikuti Bhagavad Gita dari sudut ilmu pengetahuan. Bhagavad Gita adalah merupakan buah pikiran Einstein dari teori ilmu pengetahuan modern hingga ke filsafat Timur Kuno, yang menuntun kita pada kedalaman kebenaran yang sama; melampui yang terlihat menuju tepi yang tak terbayangkan = Tuhan



 Alam Material Semesta Jagat Raya yang manusia tempati

 
Secara global menurut kitab suci Veda, alam semesta terdiri dari dua bagian utama, yaitu alam rohani dan alam material, dimana jumlah alam rohani adalah 4 kali lipat jumlahnya dibandingkan alam material yang manusia tempati. Alam rohani sering disebut dengan istilah alam Moksa dimana kondisinya adalah Sat Cit Ananda (kekal, penuh dengan ilmu pengetahuan dan penuh dengan kebahagiaan). Di alam Moksa terdapat milyaran juta planet yang ditempati oleh roh-roh yang telah mencapai pembebasan sesuai dengan Karma yang dilaksanakan manusia selama masih hidup di dunia material.
Sedangkan di alam material tersusun atas jutaan alam semesta. Dimana dalam satu alam semesta terdiri dari jutaan galaksi. Kita sendiri menempati salah satu alam semesta yaitu pada galaksi Bimasakti. Dalam sebuah galaksi terdiri milyaran tatasurya yang berpusat pada 1 bintang, dan dalam satu tatasurya terdiri dari beberapa planet, sebagaimana contohnya manusia yang hidup di planet bumi dengan pusat bintangnya yaitu matahari.

            Penciptaan alam semesta diawali dari Tuhan sendiri yang sedang berbaring , penyebab yang mungkin bisa dikiaskan sebagai pondasi seluruh alam semesta sebagai Karanodakasayi Visnu yang maha besar. Dari setiap pori-pori Karanodakasayi Visnu muncullah Garbhodakasayi Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari sini bisakah kita membayangkan betapa besarnya Tuhan? Yang hanya dari 1 pori-porinya memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari milyaran juta galaksi.
Saat Kekuatan Yang Tak Pernah Berakhir dan Berawal - Tuhan Yang Maha Esa menciptakan isi jagat raya ini, Tuhan menciptakan mahluk pertamanya yaitu Dewa Brahma. Dari Dewa Brahma Tuhan Yang Maha Esa menurunkan wahyu-Nya yang kini disebut Veda (yang terdiri dari 4 kitab suci) untuk pertamakalinya. Barulah kemudian wahyu Beliau / keempat Veda tersebut diturunkan lagi kepada Dewa Surya, ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai penguasa matahari sumber segala kehidupan di bumi.
Hmmm… cerita para dewa… sangat mistik bukan??? (senyum)
Lalu apa hubungannya dengan kisah-kisah dan tokoh-tokoh pewayangan yang dipercaya hanya sebagai kisah-kisah dan tokoh-tokoh dongeng belaka??? Secara singkat saya akan terlebih dahulu memasuki masa penciptaan manusia.
Disebutkan dalam Bhagavad Gita, perhitungan waktu manusia, waktu 1 hari Dewa Brahma = 1000 jaman manusia atau yang disebut Yuga. Alam semesta diwujudkan dalam siklus-siklus Kalpa, dimana 1 Kalpa = waktu 1 hari Dewa Brahma = 1000 siklus Yuga / 1000 jaman manusia. Dimana dalam kurun masa waktu penciptaan-Nya di bumi, Tuhan Yang Maha Esa menggunakan Siklus Yuga, yang dibagi menjadi:
1.  Satya Yuga berlangsung selama 1.728.000 tahun waktu manusia ; jaman ini memiliki ciri :  memiliki sifat-sifat yang sangat saleh, unsur kebijaksanaan dan agama sangat kuat, tidak adanya dosa dan kebodohan sama sekali. 

Satya Yuga, dalam pembahasan ilmu pengetahuan modern:
Diperkirakan monyet besar sebagai mamalia pertama yang ada di dunia terdapat pada 35 juta tahun yang lalu, selanjutnya berevolusi menjadi monyet besar yang sudah menyerupai manusia diperkirakan telah ada pada 10 juta tahun yang lalu.
Sedangkan keberadaan manusia diperkirakan telah diciptakan di bumi sekitar 1.7000.000 - 4.400.000 tahun yang lalu. Hampir mendekati dengan penjumlahan seluruh siklus-siklus Yuga = usia Satya Yuga = berjumlah 4.320.000 tahun. Contoh penemuan dari ilmu pengetahuan modern yang bersesuaian:
a.  Fosil Meganthropus Paleojavanicus yang usianya diperkirakan antara 1.000.000 – 2.000.000 juta tahun yang lalu berasal dari Sangiran,
b.  Fosil  Pithecanthropus Mojokertensis yang usianya diperkirakan 1.900.000 juta tahun yang lalu berasal dari Mojokerto,
c.   Fosil Kenyanthropus Platyops yang usianya diperkirakan antara 3.500.000 juta tahun yang lalu berasal dari Kenya,
d.  Fosil Ardipithecus Ramidus yang usianya diperkirakan antara 4.400.000 juta tahun yang lalu yang juga berasal dari Ethiopia. 

Kemudian dilanjutkan oleh jaman…

2.  Tetra Yuga berlangsung selama 1.296.000 tahun waktu manusia; jaman ini memiliki ciri : sudah mulai melakukan kegiatan berdosa. Ini adalah jaman kehidupan dari Shri Rama yang turun ke bumi sebagai perwujudan dari Tuhan Yang Maha Esa secara langsung, untuk mengalahkan kekuatan gelap Sang Mahluk Jahat Sakti Nan Abadi – Prabu Rahwana . Dimana jaman ini ditutup dengan ditangkapnya Prabu Rahwana karena yang telah dijepit hidup-hidup oleh dua buah gunung kembar, yang akhirnya membuat Prabu Rahwana tak mampu berkutik lagi melaksanakan kejahatan dan nafsu serakahnya : untuk menguasai bumi dan tidak bisa mati selama-lamanya. Namun dalam kondisi demikianpun Prabu Rahwana hingga sekarang tetap mengeluarkan pengaruh gelapnya untuk membuat manusia melakukan perbuatan berdosa.
Dengan demikian dilanjutkan oleh jaman…

3.  Dvapara Yuga berlangsung selama 864.000 tahun waktu manusia; jaman ini memiliki ciri : sifat-sifat saleh dan kegiatan keagamaan semakin merosot, sedangkan dosa semakin meningkat. Ini adalah jaman kehidupan keluarga Bharata / Pandawa dan Kaurawa berlangsung. Dimana jaman ini ditutup dengan selesainya perang suci Bharatayuda yang dimenangkan oleh Para Pandawa dengan Shri Kresna/Lord Krishn - Tuhan Yang Maha Esa sendiri sebagai penasehat agungnya. Kemudian juga diceritakan mangkatnya Para Pandawa ke surga di atas Gunung Himalaya.
Terakhir dilanjutkan oleh jaman…

4.  Kali Yuga akan berlangsung selama 432.000 tahun waktu manusia, dan telah berlangsung selama kurun waktu 5000 tahun yang lalu. Dimana diperkirakan 5000 - 6000 tahun yang lalu Adam dan Hawa juga berada di bumi (PERINGATAN! 2012 BUKAN TAHUN KIAMAT!); jaman ini memiliki ciri : kebodohan, kekacauan, hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama dan kegiatan penuh dosa melimpah, sedangkan sifat-sifat saleh yang sejati hampir tidak ada…. (senyum)
Dijaman ini adalah juga jaman kehidupan dari banyak pemimpin suci agama-agama lainnya seperti:
a.  Sang Maha Suci Buddha berlangsung (563SM - 483SM),
b.  Putra Allah Bapa yang terkasih Tuhan Yesus Kristus berlangsung (4SM),
c.   Nabi Muhammad SAW (571M - 633M).

Dosa di jaman ini teramat parah sekali, sehingga di pengakhir jaman ini Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Allah Bapa di Surga sendiri yang akan turun membinasakan orang-orang jahat, menyelamatkan penyembah-Nya (AMIN AMIN AMIN). (PERINGATAN! 2012 BUKAN TAHUN KIAMAT!) Dan memulai kembali ke jaman siklus Yuga pertama, yaitu; jaman Satya Yuga berikutnya dimulai lagi…
Kemudian proses ini kembali berputar lagi. 4 Siklus Yuga tersebut jumlah keseluruhannya adalah 4.320.000 tahun waktu manusia, dan akan berputar sebanyak 1000 kali =  waktu 1 hari Dewa Brahma. Bisa dibayangkan berapa umur bumi kita tercinta ini bila 4 siklus Yuga tersebut terlaksana berulang-ulang… 

Masuk akal bila ditangkap dengan teori ilmu pengetahuan modern??? Mari saya tunjukkan selanjutnya… (senyum lagi)

Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi. Periode geologi disesuaikan dengan waktu dan tata nama yang diusulkan oleh International Commission on Stratigraphy dan United States Geological Survey. Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun / 4.570.000.000 tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal.


 
Akhirnyaaa… (lega) Saya dapat menyelesaikan tulisan saya yang paling spesial ini, karena ini adalah buah pikiran, ‘penangkapan pikiran’, dan ‘gambaran’ apa yang saya rasakan selama ini. Yang lalu hanya berupa potongan-potongan gambar, kini dapat saya tuangkan seutuhnya mengenai Tuhan Yang Maha Esa.
Dan yang lebih membuat hati saya puas dan bangga pada tulisan ini, saya dapat menuangkan tentang apa yang saya sangat cintai dan yang sangat saya puja (Tuhan Yang Maha Esa), dan atas berkat, restu, serta petunjuk Beliau, saya dapat menggambarkan Beliau dengan lebih detail, dimana ilmu agama dapat saya ‘sejajarkan’ dengan ilmu pengetahuan modern yang berkembang di dalam masyarakat luas pada umumnya. Hal itu adalah hal yang sangat sulit, dimana menemukan ajaran rohani sejalan dengan ajaran ilmu pengetahuan modern adalah sangat jarang dapat diungkapkan.
Terimakasih atas semuanya, Tuhan…CHANTI CHANTI CHANTI

 
Bagaimana??? Masih ada yang menilai bahwa Hindu adalah agama mistik?? Bila iya, saya hanya tertawa saja…



 
NB:
Di dunia ini Tuhan Yang Maha Esa telah turun kedunia dalam berbagai macam bentuk, wujud, dan latar belakang kehidupan yang dipilih-Nya sebagai manusia. Dalam agama Hindu perwujudan Tuhan Yang Maha Esa sudah 9 kali turun ke dunia,  wujud-Nya yang paling terkenal sebagai manusia dalam agama Hindu adalah sebagai Shri Kresna/Lord Krishn – Tuhan Yang Maha Esa sebagai Awatara ke 8 dari 10 Awatara. Latar belakang :
Shri Kresna adalah seorang putera kedua dari tiga bersaudara dari seorang Raja bernama Prabu Basudewa dari Kerajaan Surasena. Prabu Basudewa adalah kakak kandung dari Dewi Kunthi ibunda dari Sang Arjuna, dimana Sang Arjuna kemudian dinikahkan dengan adik Shri Kresna sendiri yang bernama Dewi Subadra yang kemudian melahirkan seorang anak yang bernama Abimayu.
Sedangkan dalam agama Buddha, wujud Tuhan Yang Maha Esa yang terkenal adalah Siddhārtha Gautama/Lord Buddha– Tuhan Yang Maha Esa sebagai Awatara ke 9 dari 10 Awatara. . Latar Belakang :
Siddhārtha Gautama adalah seorang putera Raja bernama Prabu Suddhodana. Siddhārtha Gautama lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya.
Suatu hari seorang pertapa yang bernama pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang Buddha. Mendengar ramalan tersebut Prabu Suddhodana menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi seorang Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Kemudian oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah: orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa/orang suci.
Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah, hal tersebut dilakukan Prabu Suddhodana agar putra tunggalnya dapat menikmati segala hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Sang Pangeran, sehingga Sang Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi.
Suatu hari Pangeran Siddhārtha Gautama meminta izin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan tersebut dilihatnya "4 Kondisi" yang sangat berbeda, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci seperti yang ditakutkan oleh ayahanda-Nya. Melihat hal tersebut Pangeran Siddhārtha Gautama bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri: "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua, dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini?!". Pangeran Siddhārtha Gautama berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.
Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddhārtha Gautama hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddhārtha Gautama berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddhārtha Gautama memutuskan untuk meninggalkan istana-Nya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan ‘Pelepasan Agung’ dengan menjalani hidup sebagai pertapa.
Setelah itu Pangeran Siddhārtha Gautama meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit, dan mati. Pertapa Siddhārtha Gautama berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputra, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkan-Nya. Kemudian Beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung.
Lalu dalam agama Kristiani, wujud Tuhan Yang Maha Esa yang terkenal adalah Jesus Kristus– sebagai Putra Yang Terkasih dari Allah Bapa Yang Ada Di Surga. . Latar Belakang:
Terlahir dengan cara-Nya yang sangat bersahaja di dalam sebuah palungan dalam wujud-Nya sebagai anak manusia, Jesus Kristus dilahirkan kedunia dari seorang Perawan Suci Maria.  
Ada yang mengusik perhatian saya tentang perjalanan hidup Jesus Kristus yang memiliki banyak kesamaan dengan Shri Kresna. Walaupun Kristus memiliki latar belakang yang sangat berkebalikan dengan Kresna, namun saya menemukan banyak riwayat Kristus yang memiliki kesamaan dengan Kresna. Mari kita bandingkan persamaan pada gambar-gambar di bawah ini… (senyum manis)

Bayi Suci Kresna 

Bayi Suci Kristus

 Kresna sangat dekat dengan ibunda-Nya

 Kristus sangat dekat dengan ibunda-Nya


Kresna menggembalakan sapi-sapi-Nya dengan menggunakan seruling

 Kristus sebagai seorang penggembala domba, sangat mengasihi dan menjaga keselamatan domba-domba-Nya

Kresna membasuh kaki sahabat-Nya, seorang Brahmana
  
Kristus membasuh keduabelas kaki murid-murid-Nya


 
 Hmmm… Bagaimana pendapat kalian tentang gambar-gambar diatas??? (senyum semakin manis)



 Christ and Krishn are THE GREATEST TEACHER


 
Bila di dunia nyatapun tidak ada batasan, gambar dibawah ini akan menjelaskan segalanya… 



 Seorang Pastor dan Seorang Brahmin yang memegang bersama Kitab Suci Bhagavad Gita



 
DAMAI DAMAI DAMAI AMEN AMEN AMEN