Senin, 20 Februari 2012

Cattle Waste




Pada tulisan sebelumnya, saya telah menampilkan berbagai macam jenis makanan ‘penerbit air liur’ bagi para pencinta daging atau istilah kerennya ‘The Meat Lovers”. (ha ha ha silahkan anda menjilati air liur anda yang menetes jatuh). Lalu, apa hubungannya macam-macam makanan daging tersebut dengan polusi yang ada di planet bumi kita yang tercinta ini?? Apa lagi jika dihubungkan dengan pemanasan global atau Global Warming??
Lalu apa itu Global Warming?? Global Warming adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Suhu rata-rata permukan bumi meningkat diakibatkan adanya gas-gas rumah kaca yang bermuatan emisi gas berbahaya. Gas rumah kaca itu apa?? Gas rumah kaca adalah kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat, dengan begitu tanaman pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.
Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas rumah kaca tersebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, Planet Mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32oC.

Pantulan Sinar Matahari, Gas Rumah Kaca, dan Permukaan Bumi



Lalu apa penyebab timbulnya emisi gas yang berbahaya dalam kelompok gas rumah kaca?? Ternyata penghasil utama emisi gas berbahaya yang mengancam kehidupan planet kita saat ini bukanlah mobil, sepeda motor, ataupun truk-truk, dan bis-bis dengan polusinya yang menjengkelkan anda. Tetapi emisi gas berbahaya itu datang dari sesuatu yang nampak sederhana, tidak berdaya, dan nampak lezat di meja makan anda. yaitu DAGING!!
Laporan ini dirilis langsung oleh PBB melalui FAO (Food and Agriculture Organization / Organisasi Pangan dan Pertanian). Bahwa mobil, sepeda motor, bus, truk-truk besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya yang bisa anda sebutkan, telah mengandung emisi gas Karbon Dioksida (CO2) yang menyumbang 13% emisi gas berbahaya rumah kaca. Belum lagi bila ditambah dengan adanya pengrusakan-pengrusakan hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2, maka tingkat Global Warming akan semakin parah, karena pohon-pohon yang mati akibat pengrusakan hutan akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
Di sisi lainnya terdapat 18% lagi emisi berbahaya gas rumah kaca, dan itu berasal dari aktifitas  agrikultur dan peternakan terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak yang menghasilkan gas Metana (CH4), sedangkan gas Nitrogen Oksida (NO) dihasilkan dari pupuk kotoran ternak. Data-data FAO tersebut makin diperkuat dengan adanya hasil studi terakhir di beberapa negara industri ‘berbasis peternakan’ yang mengarah pada adanya dampak serius limbah peternakan terhadap perubahan iklim / Climate Change di era sekarang ini yang lebih popular dengan istilah pemanasan global / Global Warming


Methane-Hydrates


Tentu agak sulit membayangkan bagaimana mungkin seekor anak ayam yang terlahir dari telurnya yang begitu rapuh, yang terlihat begitu kecil dibandingkan luasnya planet ini, bisa memberikan pengaruh yang begitu besar pada perubahan iklim?? Jawabannya adalah pada jumlah mereka mereka yang luar biasa banyak. Amerika Serikat saja menjagal tidak kurang dari 10 miliar ‘hewan darat’ setiap tahunnya!! Bayangkan berapa banyak jumlahnya bila digabungkan dengan seluruh dunia?!
Untuk membantu anda membayangkan bagaimana sektor peternakan bisa menghasilkan emisi gas berbahaya yang begitu besar, simaklah beberapa hal pokok berikut ini:

1. Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah dari mesin-mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Baik yang ada di peternakan maupun yang ada di titik-titik perhentian (distributor, pengecer, rumah makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di rumah/ piring makan anda. Anda tentu tahu bahwa mesin-mesin pendingin adalah peralatan elektronik yang sangat boros listrik/energi.
2. Transportasi yang digunakan, baik untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan elemen pendukung peternakan lainnya (obat-obatan dll) menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
3. Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya, mulai dari pakan ternak hingga obat-obatan dan hormon untuk mempercepat pertumbuhan. Mungkin sepintas usaha ternak terlihat seperti pendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai bidang. Tapi dapatkah anda membayangkan berapa banyak lagi emisi gas berbahaya yang dihasilkan tiap industri pendukung tersebut?? Sebagai peringatan dan gambaran : Perekonomian yang maju di segala bidang tidak ada lagi artinya kalau planet yang kita tempati hancur!!
4. Masalah yang ditimbulkan dari usaha ternak menjadi kian serius, karena  sistem yang ada dikembangkan hanya dari sisi input dan produksi saja, dan kurang memperhatikan usaha menjaga keseimbangan antara produksi limbah yang dihasilkan dengan daya tampung lingkungan. Hal ini dapat kita lihat dari kotoran, urine, sisa pakan, air buangan, bangkai ternak, dan juga hasil samping dari olahan produk peternakan (bulu, darah, kulit, isi perut) yang dihasilkan notabene adalah limbah yang harus dibuang. 
5. Di sisi lainnya secara langsung maupun tak langsung juga memunculkan dampak negatif yang mencakup lingkungan secara luas. Sebuah peternakan tentunya membutuhkan lahan yang tidak sedikit demi pembukaan lahan peternakan, dalam hal ini banyak hutan hujan yang dikorbankan. Makin diperparah lagi dengan banyaknya hutan yang juga dirusak untuk menanam pakan ternak tersebut (gandum, rumput, dll). Peternakan sapi saja telah menyedot makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori 8,7 miliar orang!! Lebih dari jumlah seluruh populasi manusia yang ada di dunia.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seorang vegetarian mampu menyelamatkan hingga setengah hektar pepohonan setiap tahunnya! Hutan hujan tropis mengalami penggundulan besar-besaran untuk menyediakan lahan peternakan. Lima puluh lima feet2 hutan tropis dihancurkan hanya untuk menghasilkan satu ons burger!!
Ditilik lebih lanjut lagi hewan-hewan ternak seperti sapi adalah polutan metana yang signifikan. Sapi secara alamiah akan melepaskan gas Metana dari dalam perutnya selama proses mencerna makanan (kita mengenalinya sebagai bersendawa). Metana adalah gas dengan emisi gas rumah kaca berbahaya yang 23 kali lebih buruk dari CO2. Sedangkan kotoran ternaknya sendiri mengandung senyawa NO (Nitrogen Oksida) yang notabene 300 kali lebih berbahaya dibandingkan CO2. Dan miliaran hewan-hewan ternak di seluruh dunia setiap harinya melakukan proses ini yang pada akhirnya menjadi polutan gas rumah kaca yang signifikan. Tidak kurang dari 100 milliar ton gas Metana dihasilkan sektor peternakan setiap tahunnya!!



Pertanyaan selanjutnya adalah: ’memangnya seberapa banyak kotoran ternak yang ada??’ Di Amerika Serikat saja, hewan ternak menghasilkan tidak kurang dari 39,5 ton kotoran ternak/detik!! Atau menghasilkan tak kurang dari 900 juta ton kotoran ternak/tahun, kira-kira 3 ton kotoran ternak untuk setiap orang warga Amerika Serikat. Bayangkan berapa banyak jumlah tersebut di seluruh dunia?!?! Jumlah yang luar biasa banyak itu membuat sebagian besar kotoran ternak tidak dapat di proses lebih lanjut menjadi pupuk atau hal-hal berguna lainnya, akhirnya yang dilakukan oleh pelaku industri peternakan modern adalah ‘membuangnya’ ke sungai-sungai, danau-danau, atau ke tempat-tempat lain yang akhirnya mencemari udara, meracuni tanah, dan sumber-sumber air. 


 Metana dan Nitrogen Oksida yang berasal dari sistem pencernaan dan kotoran hewan menghasilkan emisi berbahaya gas rumah kaca lebih hebat dari semua mobil, kereta api, dan pesawat bila digabungkan


Setelah menyimak pembahasan terperinci, betapa jumlah limbah ternak pada peternakan di dunia telah sedemikian rupa mampu menyebabkan perubahan iklim dunia. Dan sungguh miris rasanya karena selanjutnya saya akan membahas tentang adanya ‘fenomena kebiasaaan’ membuangan makanan dengan jumlah yang mencengangkan yang terjadi di negara-negara maju.

Negara-negara maju terkenal sebagai pembuang makanan terbesar di dunia. Setiap hari penduduknya diperkirakan membuang bahan makanan segar dan masakan yang masih layak tanpa merasa bersalah. Padahal kegiatan memproduksi makanan seperti pertanian, industri dan retail menggunakan 70% dari total produksi bahan bakar dunia.  Di Jepang misalnya, penelitian secara diam-diam dilakukan ke setiap toko-toko, restoran, dan supermarket yang menjual makanan menunjukkan, betapa banyaknya makanan yang masih layak dimakan harus sia-sia masuk kedalam kantong-kantong plastik yang siap diangkut oleh truk-truk sampah beserta sampah-sampah kotor lainnya. Hal itu bisa terjadi karena diakibatkan dari budaya masyarakat Jepang yang sebagian besar warganya senang mengkonsumsi makanan dari bahan-bahan yang masih dalam kondisi segar. Sehingga mau tidak mau, makan-makanan yang masih layak konsumsi namun tidak laku terjual hingga beberapa saat sebelum toko-toko dan restoran-restoran yang menjualnya harus ditutup, secara otomatis makanan-makanan tersebut haruslah dibuang, karena dianggap tidak memiliki nilai jual lagi untuk keesokan harinya. Padahal bila diperhatikan satu-persatu, makanan-makanan tersebut terdiri dari bahan-bahan segar berkualitas baik yang sebagian besar diimpor dari seluruh penjuru dunia. Bayangkan pemborosan bahan bakar yang telah terjadi??

Kebiasaan membeli bahan makanan secara impulsif lalu disimpan di tempat penyimpanan tanpa pernah digunakan, paling banyak berkontribusi pada kebiasaan sia-sia ini. Aturan dari restoran-restoran kelas atas yang tidak membolehkan pegawainya membawa pulang sisa makanan lezat ikut memperburuk keadaan. Dengan menyesal, setiap hari para pegawai dapur harus membuang dan menyaksikan berbagai jenis hidangan masih layak dibuang begitu saja ke dalam tempat sampah. Di Inggris 6,7 juta ton/tahun makanan yang masih layak telah dibuang sia-sia. Sedangkan di Amerika Serikat sendiri dari hasil penelitian terakhir oleh Universitas Arizona menunjukan bahwa sekitar 40% hingga 50% dari keseluruhan pangan yang siap panen tidak habis dimakan. Secara nasional sekitar 760 kg/tahun makanan dibuang oleh setiap warga Amerika Serikat. Negara ini mengeluarkan sekitar 1 milyar Dolar/tahun hanya untuk  membuang makanan layak menjadi sampah semata.

Jumlah makanan layak dibuang sia-sia terbanyak berada di negara-negara Eropa dan Amerika Utara. Sedangkan di Negara-negara Sub Sahara Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara makanan layak dibuang sia-sia dengan jumlah yang jauh lebih sedikit. Data lain menyatakan jumlah makanan layak yang dibuang sia-sia di negara-negara kaya sama jumlahnya dengan jumlah keseluruhan makanan yang diproduksi oleh negara-negara Sub Sahara Afrika. Kesimpulannya, jumlah makanan yang dibuang sia-sia oleh negara-negara kaya tersebut mampu memberi makan sebanyak penduduk negara-negara Benua Afrika.

  30% dari keseluruhan makanan yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya terbuang sia-sia. Jumlah itu berkisar 1,3 milyar ton, seperti laporan terbaru oleh PBB melalui FAO (Food and Agriculture Organization / Organisasi Pangan dan Pertanian). Dan ditemukan makanan yang paling banyak dibuang oleh penduduk dunia adalah burger.


Paket Minimalis… Masih mampukah menggiurkan air liur anda?? Dapatkah membantu program mengurangi jumlah konsumsi daging dunia???



Selasa, 14 Februari 2012

Makanan dan Masakan Pilihan Ayu Sulastrini










Setelah membahas pencemaran lingkungan akibat sampah canggih nan mahal sebelumnya. Bertepatan Valentine Day 2012 ini, saya masih akan membahas pencemaran lingkungan yang ada di daratan bumi. Adalah yang merupakan salah satu dari beberapa penyebab ‘terbesar’ adanya gas-gas rumah kaca pemicu timbulnya pemanasan global atau Global Warming, kita mulai dari limbah kotoran ternak.







 





 

nyam... nyam... nyam... anda penyuka makanan – makanan ini?



hmmm... atau pizza romantis berbentuk hati untuk kekasih hati di hari valentine?




aha... bagaimana dengan Nike pizza ini??? kalau saya mungkin menunggu Reebok - England pizza saja



HAPPY VALENTINE'S DAY



Rabu, 01 Februari 2012

E-waste_Electronic Waste





Setelah membedah pencemaran di lautan kita tercinta, giliran saya kini akan membedah tentang pencemaran yang ada di daratan. Pertama-tama saya akan melirik pembahasan tentang ‘pencemaran yang menarik’ dari si sampah canggih dan mahal  yang kita sebut dengan sampah elektronik atau Electronic Waste / E-Waste, canggih bukan namanya?? (senyum)
Apakah itu sampah elektronik atau Electronic Waste / E-Waste?? Sampah elektronik atau Electronic Waste / E-Waste adalah kumpulan benda-benda berupa komponen-komponen bekas dari barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai lagi. Sampah elektronik terbanyak adalah berupa telepon genggam, diikuti televisi, perangkat komputer, dan lemari es. Sampah elektronik paling banyak dihasilkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan dimana pembuangannya sebagian besar dilakukan secara legal dan illegal ke negara-negara berkembang dan juga negara miskin seperti China, Thailand, India, Meksiko, Nigeria, Singapore, dan Brazil. Atau ke negara-negara lainnya yang tujuan pengirimannya masih diperkirakan seperti negara kita Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, Rusia, Ukraina, Kenya, Mesir, Venezuela, Argentina, dll.
Hal itu, menurut Jim Pockett, seorang praktisi dari Action Network Basel Convention, mengungkapkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat mulai kesulitan membuang limbah elektronik mereka. Celakanya, negara-negara maju itu mengincar negara berkembang sebagai tempat pembuangan limbah elektronik mereka. Namun pihak Bea dan Cukai di Indonesia berhasil membongkar upaya itu dan mengembalikan sampah elektronik tersebut ke Amerika.

End Destination Countries of World Electronic Waste

 
Sebagai seorang  gadget freak dan manusia yang hidup di jaman modern yang serba canggih, electronic centre adalah surge dunia bagi saya. Apalagi bisa membawa pulang barang elektronik yang tercanggih dan memajangnya di rumah (senyum)
 
Ohoho…Siapa yang tidak suka barang elektronik tercanggih? Apalagi yang ada diskonnya…hmmm…nyam…nyam…nyam…

Kebanggaan dan kekaguman tak akan pernah berhenti membuncah di hati masing-masing manusia bila menyaksikan keberhasilan peradaban manusia yang saat ini terus menerus kian maju dengan pesat, termasuk dalam perkembangan teknologi di bidang elektronika. Sejatinya kemajuan teknologi diciptakan manusia dan terus disempurnakan bagi fungsi utamanya untuk mempermudah kehidupan manusia itu sendiri. Maka dari itu kita tidak mungkin lagi mencegah atau memperlambat laju perkembangan teknologi elektronika yang serba cepat saat ini. Hingga tanpa kita sadari ternyata barang-barang elektronik yang sudah tak terpakai, dibuang, dan ‘ketinggalan jaman’ bisa menjadi tumpukan-tumpukan sampah berbahaya yang menggunung dan begitu mencemari lingkungan. Menurut United Nation Environmental Program (UNEP), sampah elektronik dunia mencapai angka 50 juta ton per tahun!! Bahkan diperkirakan sampah elektronik akan 'membooming' di sepuluh tahun kedepan. Bayangkan berapa banyak sampah elektronik yang terkumpul di bumi kita tercinta nantinya?? Lalu dimanakah mahluk hidup berada??


Ini elektronik sekarang..
 
Inikah elektronik besok??


sampah elektronik yang menggunung

gunungan sampah elektronik hingga mampu membentuk suatu kota E-Waste City, menarik??

 
jutaan compact disc bekas mampu membentuk paving indah dari sebuah taman yang cukup luas, menarik??

Lalu dimanakah letak sampah elektronik yang bisa membentuk sebuah kota seperti yang ditunjukkan oleh salah satu gambar sebelumnya?? Kota tersebut adalah Guiyu di propinsi Guangdong, China yang merupakan tujuan utama tempat  pembuangan sampah elektronik terbesar di dunia dari negara-negara maju. Dimana Kota Guiyu sudah mulai  menerima sampah elektronik sejak tahun 1995 dengan jumlah sekitar 1,5 juta ton limbah elektronik tiap tahun. Setidaknya terdapat 5.500 industri rumahan yang mengolah limbah elektronik dan mempekerjakan setidaknya 150.000 orang pekerja.


Main Electronic Waste Recycling Countries Map





para pekerja di pembuangan sampah elektronik Guiyu-China

Lalu mengapa China tertarik menerima kiriman sampah elektronik?? Jawabannya sangat menarik.. Mari kita bahas sedikit..
Dimulai dari proses sampah elektronik yang datang melalui pelabuhan laut yang diangkut dengan menggunakan truk kontainer, lalu dikumpulkan di tempat pembuangan sampah elektronik akhir. Kemudian sampah elektronik tersebut dimasukkan lagi di dalam sebuah gudang penampungan.  Setelah itu sampah elektronik dipilah-pilih dan dikelompok-kelompokkan. Proses selanjutnya komponen-komponen dari sampah elektronik dipisah-pisahkan. Proses terakhir dibagi menjadi dua yaitu:
- komponen-komponen tersebut dibersihkan dan dibawa ke pabrik untuk dipasang pada PCB (Printed Circuit Board) yang baru lalu dirakit pada Casing elektronik yang baru kemudian diberi merek China.
- komponen-komponen yang tak laku dijual dibawa ketempat daur ulang untuk dilebur dan dipanaskan untuk mendapatkan kandungan timah, tembaga, dan emas murni di dalamnya.
Itulah mengapa China tertarik untuk menerima kiriman sampah elektronik dari negara-negara maju dengan jumlah yang menggunung karena dipertimbangkan bahwa dengan pemanfaatan sampah elektronik ini bisa menjadi rantai kegiatan ekonomi baru bagi China.


gudang penampungan sampah elektronik


 
kelompok sampah elektronik : monitor computer

kelompok sampah elektronik : keyboard komputer
 
kelompok sampah elektronik : televisi
 

kelompok sampah elektronik : telepon genggam




pemisahan komponen-komponen sampah elektronik
 
pemasangan komponen bekas pada PCB baru lalu dirakit pada casing elektronik yang baru




peleburan dan pemanasan komponen untuk mendapatkan kandungan timah, tembaga, dan emas



   bagian-bagian komponen sampah elektronik yang mengandung emas



 kandungan emas murni yang terdapat di dalam komponen-komponen sampah elektronik, mmmh… anda tertarik??


Namun di sudut lainnya, ternyata memiliki sisi buruk dan kelam pada tiap proses pembongkaran dan pembakaran sampah elektronik. Adanya pencemaran lingkungan yang hampir merata di seluruh wilayah Kota Guiyu. Pencemaran yang  dapat ditimbulkan oleh sampah elektronik jika dibuang secara sembarangan akan menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air eksternal dari hujan). Cairan yang sangat konduktif ini kemudian masuk ke dalam tanah dan menyebabkan pencemaran air tanah, merusak kesuburan tanah, dan  juga mematikan makhluk hidup di dalamnya.
Selain pencemaran tanah, sampah elektronik juga mengakibatkan pencemaran air, terutama yang dihasilkan oleh limbah pembakaran batu bara saat proses pemisahaan logam-logam yang terdapat komponen elektronik berlangsung. Limbah di buang langsung ke sungai dan selokan kota, sehingga mencemari sungai dan juga air sumur penduduk. Imbasnya, air sumur tidak bisa diminum dan tanah tidak bisa ditanami. Padahal, sebelumnya Guiyu adalah daerah penghasil beras.



 polusi air akibat limbah pabrik sampah elektronik yang di buang langsung ke sungai dan selokan kota


Disamping mengakibatkan pencemaran lingkungan, pendauran ulang sampah elektronik memiliki dampak buruk secara langsung bagi tubuh manusia yaitu pada saat melakukan pembakaran kabel untuk mendapatkan kandungan tembaga di dalamnya. Ternyata dalam proses pembakaran kabel tersebut terdapat racun-racun seperti Dioksin, Kadmium, Merkuri, Timbal, Kromiun, Arsenik, dan berbagai jenis logam berat lainnya . Zat-zat apakah itu??
-       Dioksin adalah nama kelompok senyawa kimia yang bersifat super toxic. Dioksin mampu mengacaukan sistem biologis hormon sehingga dapat mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel yang dapat mengakibatkan pengaruh lain dari timbulnya kanker, dapat menurunkan daya kekebalan tubuh, kekacauan system urat saraf, keguguran, dan terjadi cacat kelahiran.
-       Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang sangat berbahaya karena elemen ini sangat beresiko terhadap pembuluh darah, dan dapat terakumulasi terhadap organ dalam tubuh manusia yaitu hati dan ginjal.
-       Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal kedalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual Quotient (IQ).
 Mengapa bisa berpengaruh terhadap IQ?? Dari sebuah riset yang dilakukan menunjukkan, adanya hubungan invers (terbalik) kandungan timbal terhadap angka IQ. Semakin tinggi kadar timbal dalam darah, semakin rendah poin IQ-nya. 



polusi udara yang diakibatkan oleh peleburan dan pembakaran komponen-komponen sampah elektronik


Dalam kesehariannya, banyak dari para pekerja menggunakan alat pengaman seadanya hingga mengabaikan keselamatan dan kesehatan mereka sendiri. Karena bekerja secara ''primitif'' inilah, telah membuat 88% pekerja rentan terhadap gangguan neurologi, pernapasan, dan juga kulit. Banyak pekerja anak yang menderita karena tingginya tingkat pencemaran lingkungan akibat timah. Menurut laporan Universitas Shantou, jumlah penderita kanker di Guiyu cukup tinggi. Begitu pula kasus keguguran pada wanita hamil sangat memprihatinkan.


 seorang pekerja wanita tanpa alat pengaman pernapasan dalam melebur komponen-komponen sampah elektronik


Pada akhirnya, semua pembahasan dan penggambaran secara panjang lebar  tentang adanya sampah elektronik yang kian membludak di tahun-tahun mendatang akibat meningkatnya kebutuhan barang-barang elektronik dalam peradaban manusia modern saat ini, akan mengacu ‘secara khusus’ untuk dapat memberikan ‘sebuah peringatan’ bagi negara kita tercinta Indonesia, agar secara sadar dan juga merasa berkewajiban memiliki tanggung jawab yang besar terhadap sampah elektronik ini. Mengapa begitu?? Karena, masyarakat Indonesia dikenal cukup konsumtif dalam berbelanja barang-barang elektronik.
Itulah mengapa walaupun saya adalah seorang gadget freak, tetapi saya tetap menganjurkan untuk mengurangi kebiasaan bergonta-ganti telepon genggam dan barang elektronik lainnya yang masih ‘mengusung’ teknologi yang sama, atau senang berganti-ganti gadget hanya karena mengikuti ‘trend’, seperti yang telah saya singgung pada pembahasan sebelumnya (Mengurangi Dampak Lingkungan). Dan satu hal yang tak kalah pentingnya, jangan lupa terhadap ‘kewaspadaan’ kita sebagai negara yang mungkin saja menjadi ‘target sasaran’ pengiriman sampah elektronik selanjutnya, sehingga kewaspadaan itu harus segera ditingkatkan demi kelangsungan kelestarian alam Indonesia sebelum terlambat. Jadi… PILIHLAH ALAM LESTARI DIBANDING SAMPAH CANGGIH!!!

andakah salah satu yang duduk dengan senyum bahagia di E-Waste tractor ini??