Jumat, 24 Maret 2017

FROM MARKET TO THE PLATE







Bertepatan Hari Ulang Tahun saya yang ke-38 tahun, saya memutuskan untuk mendokumentasikan sebagian masakan Ala Ayu Sulastrini yang pernah saya buat. Dimana seluruh proses memasak yang saya lakukan sesuai dengan judulnya : FROM MARKET TO THE PLATE; yang berarti seluruh masakan Ala Ayu Sulastrini yang saya posting ini benar-benar saya lakukan melalui proses dari pembelian dan pemilihan bahan-bahannya di pasar-pasar tradisional hingga melakukan plating, yang seluruh bahan-bahannya hingga ke proses plating itu sendiri adalah bahan-bahan makanan orisinil bukan bahan-bahan makanan artifisial (seluruh masakan dan garnis dapat dimakan) sebagaimana dengan yang saya tampilkan pada gambar selanjutnya ini…….. :)))


Mi Goreng Baso ala Ayu Sulastrini

Ayam Suir Terasi Lombok ala Ayu Sulastrini

Tempura Cumi ala Ayu Sulastrini

Spaghetti Sehat Sosis Ayam dan Daging Sapi Saus Nanas ala Ayu Sulastrini


Ayam Telur Saus Tiram ala Ayu Sulastrini

Satay Udang Super Pedas Tralalala ala Ayu Sulastrini


Satay Sapi Lilit Sambal Pulau Lombok ala Ayu Sulastrini


Tempura Udang ala Ayu Sulastrini

Semur Ayam Pedas Manis ala Ayu Sulastrini

Satay Ayam Super Pedas ala Ayu Sulastrini

Beef Steak BBQ ala Ayu Sulastrini

Iga Sapi Bakar Sambal Matah Bali ala Ayu Sulastrini


Masakan-masakan tadi hanya sebagian saja dari masakan-masakan yang saya buat, sebenarnya masih banyak lagi jenis masakan lainnya yang saya buat tapi belum sempat saya dokumentasikan. Berurutan dengan Hari Ulang Tahun saya pada tanggal 24 Maret, dimana sebelumnya pada tanggal 21 Maret adalah merupakan peringatan Hari Hutan Sedunia, dan pada tanggal 22 Maret adalah peringatan Hari Air Sedunia. Maka masih sehubungan dengan Hari Hutan Sedunia, Hari Air Sedunia, dan berbagai makanan yang saya masak tersebut, dimana pada blog ini saya akan menguraikan: “Bagaimana Menyelamatkan Bumi Melalui Makanan”.
Mungkinkah??????
Hmmmmmm........
Sebenarnya saya ingin menulis blog yang isinya membahas tentang “Bagaimana Menyelamatkan Bumi Melalui Makanan” ini sebagai lanjutan dari blog Ayu Sulastrini For Nature and God : CATTLE WASTE, yang telah saya tulis di tahun 2012. Tapi sehubungan dengan ribuan ide-ide yang tumpang tindih dalam otak saya yang harus segera saya tuangkan dan urai satu-persatu secara bahasa baku dan sistematis kedalam 33 judul yang sudah saya format secara apik kedalam bentuk 2 blog; blog1 Ayu Sulastrini For Nature and God dan blog2 Ayu Sulastrini For International Architetcure. Tapi juga dilain pihak, tentu saja dikarenakan akibat adanya bertahun-tahun serangan-serangan Bullying Raja Singa13 dan Teror-teror13 yang harus saya hadapi, yang tidak saja membuat pikiran saya semakin rumit tapi sekaligus juga semakin tajam, sehingga hal-hal tersebutlah yang menjadi salah satu penyebab utama pembahasan “Bagaimana Menyelamatkan Bumi Melalui Makanan” ini akhirnya harus mengantri untuk saya bahas selama kurun waktu 5 tahun...... ^_^’
Hmmmmmm........
Hmmmmmm........
Hmmmmmm........
Dimulai dari tingkat harapan hidup manusia di jaman milenium ini semakin tinggi dikarenakan teknologi dan ilmu kedokteran sudah semakin maju dan canggih. Dengan tingkat harapan hidup manusia yang semakin tinggi disertai dengan tingkat perekonomian dan keamanan dunia semakin membaik jika dibanding abad-abad sebelumnya, adalah menjadi penyebab utama meledaknya jumlah populasi manusia yang pada akhirnya mau tak mau menyingkirkan populasi mahluk-mahluk lainnya hingga ketingkatan kepunahan. Dengan meledaknya jumlah populasi manusia yang tidak berbanding lurus dengan tingkat populasi mahluk hidup lainnya membuat kondisi alam di bumi semakin tidak seimbang. Dimana yang tanpa manusia kebanyakan sadari; semakin baik kondisi finansial seseorang, semakin banyak keinginan-keinginannya yang harus diraih dan dimiliki, sehingga pada akhirnya akan menjadi penyebab beban bumi dan alam ini....
Apa hubungannya??????
Hmmmmmm........
Selanjutnya saya akan menguraikan penjabarannya secara bertahap melalui sebuah proses berpik.IR sederhananya sebagai berikut ini........
Hmmmmmm........
Semakin minim kondisi keuangan seseorang tentunya semakin sedikit kemampuannya memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih variatif, dimana kemampuannya hanya sebatas dari pemenuhan kebutuhan yang paling dasar yaitu makanan. Sebaliknya semakin tinggi kondisi keuangan seseorang tentunya semakin meningkat pula kemampuannya memenuhi segala hal, yang dari hanya sekedar kebutuhan primernya hingga ketingkat keinginan yang tersier/mewah.
Contoh......
A.  Kelompok pertama; seorang yang hidupnya tergolong sangat miskin/kemiskinan ekstrim tentu saja yang paling dibutuhkan pertama kali adalah sebentuk makanan apa saja yang dapat ditemuinya, asalkan mampu mangurangi kondisi kelaparannya....




Manusia yang mengalami kelaparan yang ekstrim


B. Kelompok kedua; seseorang yang tergolong masih berada ditingkat garis kemiskinan, dimana kemampuannya hanya sebatas mendapatkan makanan di bawah standar kelayakan makanan bergizi alias hanya untuk sekedar penyambung hidup, seperti : sepiring nasi putih bertabur garam, dan air putih....


Manusia yang termasuk hidup di bawah garis kemiskinan


Hmmmmmm........
Diambil dari makanan manusia di Indonesia yang paling mendasar inilah, yaitu: nasi, garam, dan air putih, saya akan mengurai satu-persatu yang saya sebut sebagai: beban bumi yang dimulai dari makanan!!!!


Air Putih


Proses-proses Pengadaan Makanan yang menjadi beban bumi:
1.   Untuk mendapatkan segelas air putih layak minum, tentu akan melalui proses memasak menggunakan bahan bakar, dimana dijaman sekarang ini minimal melakukan proses memasak harus menggunakan minyak tanah ataupun gas. Dimana seperti kita ketahui untuk mendapatkan minyak tanah dan gas yang siap pakai tentu juga harus melalui proses panjang pertambangan yang rumit dari sumbernya di dalam bumi sana. Bayangkan berapa energi yang diperlukan manusia hanya untuk segelas air putih?!
2.   Untuk mendapatkan sepiring nasi putih, tentu melalui proses:
a.   Menanam padi; memerlukan air untuk pengairan, pupuk untuk menyuburkan, dan insektisida untuk mengusir hama penyakit.
b.   Mengirimkan padi yang sudah berbentuk beras ke seluruh pelosok tanah air; memerlukan proses transportasi.
c.   Memasak beras menjadi nasi putih; memerlukan air bersih, bahan bakar minyak tanah ataupun gas seperti yang telah saya bahas.
Bayangkan lagi berapa energi yang diperlukan manusia hanya untuk sepiring nasi putih?!
3.   Untuk mendapatkan sebungkus garam yang harus didistribusikan ke seluruh pelosok tanah air tentunya juga memerlukan proses transportasi.

C. Kelompok ketiga; seseorang yang tergolong berada ditingkat sangat-sangat sederhana, dimana kemampuannya sudah mendapatkan makanan pokok yang dilengkapi dengan lauk-pauk yang sangat-sangat sederhana, seperti : nasi putih, sayur bening, tempe, tahu, ikan asin, atau ikan-ikanan dengan bumbu-bumbu sederhana.



Manusia yang termasuk hidup dengan sangat-sangat sederhana

Olahan masakan yang sangat-sangat sederhana

Air putih dengan es batu dan seiris buah jeruk peras


Proses-proses Pengadaan Makanan yang menjadi beban bumi:
1.   Hanya untuk menambahkan beberapa buah es batu dan seiris buah jeruk peras pada segelas air putih sebagai minuman yang terlihat begitu sederhana, namun kenyataannya harus melalui proses:
a.   Membekukan air putih hingga menjadi es batu di dalam sebuah freezer kulkas yang tentunya memerlukan energi listrik.
b.   Untuk dapat membeli sebuah jeruk peras di pasar, tentunya didahului dengan proses menanam pohon jeruk perasnya terlebih dahulu. Sama halnya dengan proses menanam lainnya, jeruk peras juga memerlukan; air untuk pengairan, pupuk untuk menyuburkan, dan insektisida untuk mengusir hama penyakit, yang kemudian memerlukan proses transportasi untuk pendistribusiannya hingga sampai ke tangan pembeli.
Mulailah membayangkan berapa energi yang diperlukan manusia hanya untuk segelas air es batu dengan seiris buah jeruk peras?!
2.   Untuk mendapatkan semangkuk sayur bening, akan melalui proses:
a.   Jika terbilang membeli sayur-mayur, bahan bumbu, dan ikan-ikanan di pasar, biasanya memerlukan proses transportasi juga.
b.   Memasak sayur-mayur sederhana, tentu akan melalui proses memasak menggunakan bahan bakar minyak tanah ataupun gas.
Bayangkan terus berapa energi yang diperlukan manusia hanya untuk semangkuk sayur bening?!
3.   Untuk mendapatkan sepiring pauk tahu dan tempe, melalui proses-proses:
a.   Tahu dan tempe yang berbahan dasar dari kedelai, tentunya didahului dengan proses menanam pohon kedelainya terlebih dahulu. Sama halnya dengan proses menanam padi, kedelai juga memerlukan; air untuk pengairan, pupuk untuk menyuburkan, dan insektisida untuk mengusir hama penyakit.
b.   Mengirimkan kedelai yang sudah menjadi tahu dan tempe ke seluruh pelosok tanah air; memerlukan proses transportasi.
c.   Memasak tahu dan tempe goreng saja yang paling sederhana; memerlukan minyak kelapa, garam, dan bahan bakar minyak tanah ataupun gas.
d.   Untuk keperluan minyak goreng; dimana halnya memerlukan proses penyulingan yang menggunakan bahan bakar minyak tanah atau gas dan pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air memerlukan proses transportasi.
Pernahkah terbayang berapa energi yang diperlukan manusia hanya untuk sepiring pauk tahu dan tempe yang sering dipandang sebelah mata ini?!