Walaupun sudah lewat beberapa hari, dimana bertepatan tanggal 24 Juli
2012 adalah hari yang penting bagi saya pribadi sehubungan dengan meninggalnya
master pewayangan Indonesia yang merupakan ‘Guru Abadi’ saya; Yang Terhormat
Bapak R.A. Kosasih diusia ke-93 tahun. Kefasihan beliau yang terlahir pada
tanggal 4 April 1919, dalam menuangkan cerita pewayangan yang berunsur Hindu
sangat mendekati keakuratannya, padahal beliau bukanlah pemeluk Hindu. Yang membuat
saya sangat terheran-heran, bagaimana cara beliau mampu mengurutkan dengan apik
dan runtun kehidupan tokoh-tokoh pewayangan dengan begitu detail dan begitu
menjiwai tetapi mudah dimengerti dan berkesan untuk dibaca. Beliau dengan
genius menyederhanakan kisah-kisah yang rumit seperti Mahabharata (masa di jaman keturunan keluarga Bharata dilahirkan / Pandawa dan Kaurawa).
Rest in Peace my Beloving Guru, Mr. R.A. Kosasih in July 24th,
2012
|
Selanjutnya beliau juga menyusun cerita perang suci Bharatayuda (perang
suci antara keturunan keluarga Bharata / Pandawa dan Kaurawa), yang juga
di dalam perang suci ini akan diceritakan
sejarah kelahiran salah satu Kitab Suci Hindu : Bhagavad Gita (nyanyian
Tuhan). Yang diturunkan sendiri secara langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam
wujud Shri Kresna/Lord Krishn.
Shri Kresna/Lord Krishn menunjukkan
perwujudan asli diri-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Rupa dan Yang Maha Dimana-mana
kepada Sang Arjuna
Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri
Kresna/Lord Krishn secara pribadi memberikan nasehat-Nya kepada Sang Arjuna di
medan perang Kurusetra
Dalam perang suci Bharatayuda,
di atas kereta perang Arjuna, Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri Kresna/Lord
Khrishn secara pribadi memberikan nasehat-Nya kepada Sang Arjuna (sepupunya,
sahabat, ipar, dan juga murid kesayangan-Nya), akibat keraguan-raguan dan kesedihan Sang
Arjuna dalam menunaikan kewajibannya sebagai seorang ksatria pembela kebenaran,
karena harus menumpas habis sanak saudara (Para Kaurawa dan Sang Karna),
keluarga, teman, sahabat, gurunya (Rshi Dhrona), bahkan para orang tuanya
sendiri (kakek Rshi Bhisma Dewabharata dan paman Sangkuni). Sehingga dalam
kesedihannya yang amat sangat Sang Arjuna lebih memilih nyawanya sendiri
dibanding kewajibannya menumpas sanak keluarganya yang lalim (Kaurawa dan paman
Sangkuni), dan hal itu sangat tidak dibenarkan oleh Shri Kresna – Tuhan Yang
Maha Esa.
Kitab Suci Bhagavad Gita/Nyanyian
Tuhan yang terlahir ketika Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud Shri Kresna/Lord
Krishn secara pribadi memberikan nasehat-Nya kepada Sang Arjuna sesaat sebelum
perang suci keluarga Bharata/Pandawa dan Kaurawa berlangsung di tengah medan
perang Kurusetra
Shri Kresna sebagai sais kereta
perang bagi Sang Arjuna saat melintasi batas tengah diantara dua kubu keluarga
Bharata/Pandawa dan Kaurawa yang telah siap siaga melaksanakan perang suci
Sang Arjuna yang menangis memohon dengan
memeluk kaki Shri Kresna agar tidak membunuh kakek tercintanya Maha Suci Rshi
Bhisma Dewabharata. Shri Kresna tidak sabar melihat keragu-raguan Sang Arjuna dalam melawan kakeknya, hingga ingin membunuh Rshi
Bhisma dengan tangan-Nya sendiri
Sang
Arjuna yang dengan gagah berani melaksanakan kewajibannya sebagai seorang ksatria menegakkan kebenaran setelah
keragu-raguannya sirna dari atas kereta perangnya
Selain kisah Mahabharata dan Bharatayuda tersebut diatas, masih banyak lagi karya-karya masterpiece R.A. Kosasih yang lainnya,
seperti kisah keturunan-keturunan Para Pandawa yaitu riwayat sang cucu : Prabu Parikesit, dan riwayat sang cicit
: Prabu Udrayana. Belum lagi kisah riwayat
leluhur agung Para Pandawa di jaman yang berbeda seperti dalam : Wayang Purwa, Arjuna Wiwaha, Arjuna
Sasrabahu, dan Rama - Shinta.
Setelah membahas beberapa karya-karya pewayangan dari almarhum Bapak
R.A. Kosasih, selanjutnya saya akan membahas tentang asal muasal kisah-kisah
dan tokoh-tokoh dalam pewayangan itu sendiri, yang akan menjawab pertanyaan
dari masyarakat banyak apakah tokoh-tokoh dalam pewayangan itu ada atau hanya sekedar
cerita dongeng belaka???
Mengangkat kisah-kisah dan tokoh-tokoh dalam kisah pewayangan, artinya tidak
dapat dipisahkan dari unsur Hindu dan Bhagavad Gita kitab suci kelima/terakhirnya
itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung saya akan mengenalkan sedikit
tentang sejarah Hindu dalam konteks ‘universal’ dengan mengangkat salah satu kitab
sucinya: Bhagavad Gita (kitab Veda kelima/terakhir) - kitab suci
Hindu kelima/terakhir yang mempesona. Saya akan bercerita dengan gaya yang
santai, tidak menggurui, menarik, mengesankan, modern, berwawasan luas, sesuai
dengan teori ilmu pengetahuan yang berlaku, dan menggunakan bahasa yang universal
hingga dapat diterima oleh kalangan luas. Karena semua hal yang saya tulis ini
sama sekali tidak ada niat untuk menyinggung perasaan pihak manapun (senyum
tulus). Murni sekedar berniat berbagi pengetahuan…
Baiklah, saya
lanjutkan…
Banyak yang mengatakan
bahwa Hindu adalah agama yang dikenal dekat dengan mistik, itu tidak saya
pungkiri… Banyak yang mengatakan bahwa kisah-kisah dan tokoh-tokoh pewayangan
dinilai sebagai kisah-kisah dongeng belaka, itu pula saya maklumi... Kedua ‘pernyataan
dan pertanyaan’ itu akan saya hubungkan dan terjawab secara akurat oleh kitab
suci Bhagavad Gita.
Hindu tanpa Bhagavad Gita memang terlihat mistik dan seperti dongeng
belaka, itu disebabkan karena Hindu adalah agama alam - dalam konteks; Hindu merupaka
agama yang lahir sejak awal penciptaan seluruh
alam jagat raya (terlampir pembahasan secara teori modern)… Selama jagat raya ini masih ada itulah
Hindu… Hal itu dipertegas dan dijelaskan oleh kitab suci Bhagavad Gita. Bhagavad Gita adalah merupakan kitab
suci Veda yang kelima/terakhir, yang kealamiahannya, keakuratannya,
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan lebih tinggi dari akar ilmu pengetahuan
modern manapun (bukan bermaksud promosi agama).
Mari kita masuki pembahasan yang lebih detail lagi…
Energi
Tuhan Yang Maha Esa dalam perwujudan-Nya sebagai Bhatara Maha Wisnu/Lord Visnu adalah energi
yang Menopang Jagat Raya dan Alam Semesta
Dalam pembahasan teori
ilmu pengetahuan modern, gambar yang tertera diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Dalam tahun ajaibnya
yaitu tahun 1905, Albert Einstein membuktikan keberadaan Tuhan, dengan cara
mendefinisikan Tuhan melalui teori fisika yang telah ditemukannya. Kita semua
telah akrab dengan rumus Einstein e = mc2
(energi = massa x kuadrat kecepatan
cahaya).
Namun apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa awalnya
Einstein tidak memecahkan untuk “e”,
dia memecahkan untuk “m”. Jadi
persamaan aslinya adalah m = e/c2
(massa = energi dibagi dengan kecepatan cahaya kuadrat).
Lalu apa bedanya??? Dengan persamaan pertama kita belajar
bagaimana mendapatkan energi dari massa, misalnya; dengan fisi atom dan
mendapatkan energi (bom atom dan energi nuklir). Namun dalam persamaan kedua
kita belajar bagaimana massa diciptakan oleh energi dan bahwa, misalnya;
energi yang dihasilkan oleh penggerak dari pesawat ulang-alik menambah massa
berat dari pesawat yang begerak cepat. Dibutuhkan sejumlah besar energi untuk
menciptakan massa.
Jadi apakah yang akan kita sebut energi yang cukup besar, cukup
kuat, dan luas ini yang cukup untuk menciptakan tata surya, planet-planet,
bintang, matahari, semua yang ada di bumi? Dapat disimpulkan… TUHAN
adalah energi.
Albert
Einstein adalah seorang ilmuwan modern yang tergila-gila menekuni Bhagavad
Gita dari usia masih sangat belia
Bagi seluruh ilmuwan
terkemuka dunia, dimana tidak ada satu ilmuwan pun diantara mereka yang mampu
mamahami Bhagavad Gita. Karena itu Einstein
begitu menginginkan seluruh hidupnya untuk mengikuti Bhagavad Gita dari sudut ilmu pengetahuan. Bhagavad Gita adalah merupakan buah pikiran Einstein dari teori
ilmu pengetahuan modern hingga ke filsafat Timur Kuno, yang menuntun kita pada
kedalaman kebenaran yang sama; melampui yang terlihat menuju tepi yang tak terbayangkan
= Tuhan
Alam Material Semesta
Jagat Raya yang manusia tempati
Secara global menurut
kitab suci Veda, alam semesta terdiri
dari dua bagian utama, yaitu alam rohani dan alam material, dimana jumlah alam
rohani adalah 4 kali lipat jumlahnya dibandingkan alam material yang manusia
tempati. Alam rohani sering disebut dengan istilah alam Moksa dimana kondisinya adalah Sat
Cit Ananda (kekal, penuh dengan ilmu pengetahuan dan penuh dengan
kebahagiaan). Di alam Moksa terdapat milyaran
juta planet yang ditempati oleh roh-roh yang telah mencapai pembebasan sesuai
dengan Karma yang dilaksanakan
manusia selama masih hidup di dunia material.
Sedangkan di alam
material tersusun atas jutaan alam semesta. Dimana dalam satu alam semesta
terdiri dari jutaan galaksi. Kita sendiri menempati salah satu alam semesta yaitu
pada galaksi Bimasakti. Dalam sebuah galaksi terdiri milyaran tatasurya yang
berpusat pada 1 bintang, dan dalam satu tatasurya terdiri dari beberapa planet,
sebagaimana contohnya manusia yang hidup di planet bumi dengan pusat bintangnya
yaitu matahari.
Penciptaan alam semesta diawali dari Tuhan sendiri yang sedang berbaring , penyebab yang mungkin bisa dikiaskan sebagai pondasi seluruh alam semesta sebagai Karanodakasayi Visnu yang maha besar. Dari setiap pori-pori Karanodakasayi Visnu muncullah Garbhodakasayi Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari sini bisakah kita membayangkan betapa besarnya Tuhan? Yang hanya dari 1 pori-porinya memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari milyaran juta galaksi.
Saat Kekuatan Yang Tak
Pernah Berakhir dan Berawal - Tuhan Yang Maha Esa menciptakan isi jagat raya
ini, Tuhan menciptakan mahluk pertamanya yaitu Dewa Brahma. Dari Dewa Brahma
Tuhan Yang Maha Esa menurunkan wahyu-Nya yang kini disebut Veda (yang terdiri dari 4 kitab suci) untuk pertamakalinya. Barulah
kemudian wahyu Beliau / keempat Veda
tersebut diturunkan lagi kepada Dewa Surya, ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
penguasa matahari sumber segala kehidupan di bumi.
Hmmm… cerita para dewa… sangat mistik bukan??? (senyum)
Lalu apa hubungannya dengan kisah-kisah dan tokoh-tokoh pewayangan yang
dipercaya hanya sebagai kisah-kisah dan tokoh-tokoh dongeng belaka??? Secara
singkat saya akan terlebih dahulu memasuki masa penciptaan manusia.
Disebutkan dalam Bhagavad Gita, perhitungan waktu manusia,
waktu 1 hari Dewa Brahma = 1000 jaman manusia atau yang disebut Yuga. Alam semesta diwujudkan dalam
siklus-siklus Kalpa, dimana 1 Kalpa = waktu 1 hari Dewa Brahma = 1000 siklus Yuga / 1000 jaman manusia. Dimana dalam kurun
masa waktu penciptaan-Nya di bumi, Tuhan Yang Maha Esa menggunakan Siklus Yuga, yang dibagi menjadi:
1.
Satya Yuga berlangsung selama 1.728.000 tahun
waktu manusia ; jaman ini memiliki ciri : memiliki sifat-sifat yang sangat saleh, unsur
kebijaksanaan dan agama sangat kuat, tidak adanya dosa dan kebodohan sama
sekali.
Satya Yuga, dalam pembahasan ilmu pengetahuan modern:
Diperkirakan monyet
besar sebagai mamalia pertama yang ada di dunia terdapat pada 35 juta tahun
yang lalu, selanjutnya berevolusi menjadi monyet besar yang sudah menyerupai
manusia diperkirakan telah ada pada 10 juta tahun yang lalu.
Sedangkan keberadaan
manusia diperkirakan telah diciptakan di bumi sekitar 1.7000.000 - 4.400.000
tahun yang lalu. Hampir mendekati dengan penjumlahan seluruh siklus-siklus Yuga = usia Satya Yuga = berjumlah 4.320.000
tahun. Contoh penemuan dari ilmu pengetahuan modern yang bersesuaian:
a.
Fosil Meganthropus
Paleojavanicus yang usianya diperkirakan antara 1.000.000 – 2.000.000 juta
tahun yang lalu berasal dari Sangiran,
b.
Fosil Pithecanthropus Mojokertensis yang
usianya diperkirakan 1.900.000 juta tahun yang lalu berasal dari Mojokerto,
c.
Fosil Kenyanthropus
Platyops yang usianya diperkirakan antara 3.500.000 juta tahun yang lalu
berasal dari Kenya,
d.
Fosil Ardipithecus Ramidus yang usianya diperkirakan antara 4.400.000 juta
tahun yang lalu yang juga berasal dari Ethiopia.
Kemudian dilanjutkan oleh jaman…
2. Tetra Yuga berlangsung selama 1.296.000 tahun waktu manusia; jaman ini memiliki
ciri : sudah mulai melakukan kegiatan berdosa. Ini adalah jaman kehidupan dari
Shri Rama yang turun ke bumi sebagai perwujudan dari Tuhan Yang Maha Esa secara
langsung, untuk mengalahkan kekuatan gelap Sang Mahluk Jahat Sakti Nan Abadi – Prabu
Rahwana . Dimana jaman ini ditutup dengan ditangkapnya Prabu Rahwana karena
yang telah dijepit hidup-hidup oleh dua buah gunung kembar, yang akhirnya membuat
Prabu Rahwana tak mampu berkutik lagi melaksanakan kejahatan dan nafsu
serakahnya : untuk menguasai bumi dan tidak bisa mati selama-lamanya. Namun
dalam kondisi demikianpun Prabu Rahwana hingga sekarang tetap mengeluarkan
pengaruh gelapnya untuk membuat manusia melakukan perbuatan berdosa.
Dengan demikian dilanjutkan oleh jaman…
3.
Dvapara Yuga berlangsung selama 864.000 tahun waktu manusia; jaman ini
memiliki ciri : sifat-sifat saleh dan kegiatan keagamaan semakin merosot,
sedangkan dosa semakin meningkat. Ini adalah jaman kehidupan keluarga Bharata /
Pandawa dan Kaurawa berlangsung. Dimana jaman ini ditutup dengan selesainya
perang suci Bharatayuda yang
dimenangkan oleh Para Pandawa dengan Shri Kresna/Lord Krishn - Tuhan Yang Maha Esa sendiri sebagai penasehat agungnya. Kemudian juga diceritakan mangkatnya Para Pandawa ke surga di atas
Gunung Himalaya.
Terakhir dilanjutkan
oleh jaman…
4.
Kali Yuga akan berlangsung selama 432.000
tahun waktu manusia, dan telah berlangsung selama kurun waktu 5000 tahun
yang lalu. Dimana diperkirakan 5000 - 6000 tahun yang lalu Adam dan Hawa juga
berada di bumi (PERINGATAN! 2012 BUKAN
TAHUN KIAMAT!); jaman ini memiliki ciri : kebodohan, kekacauan, hal-hal
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama dan kegiatan penuh dosa
melimpah, sedangkan sifat-sifat saleh yang sejati hampir tidak ada…. (senyum)
Dijaman ini adalah juga jaman kehidupan dari banyak pemimpin suci
agama-agama lainnya seperti:
a.
Sang Maha Suci Buddha berlangsung (563SM - 483SM),
b.
Putra Allah Bapa yang terkasih Tuhan Yesus
Kristus berlangsung (4SM),
c.
Nabi Muhammad SAW (571M - 633M).
Dosa di jaman ini teramat parah sekali, sehingga di pengakhir jaman ini
Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Allah Bapa di Surga sendiri yang
akan turun membinasakan orang-orang jahat, menyelamatkan penyembah-Nya (AMIN
AMIN AMIN). (PERINGATAN! 2012 BUKAN
TAHUN KIAMAT!) Dan memulai kembali ke jaman siklus Yuga pertama, yaitu; jaman Satya Yuga berikutnya dimulai
lagi…
Kemudian proses ini kembali berputar lagi. 4 Siklus Yuga tersebut jumlah keseluruhannya
adalah 4.320.000 tahun waktu manusia, dan akan berputar sebanyak 1000 kali = waktu 1 hari Dewa Brahma. Bisa dibayangkan
berapa umur bumi kita tercinta ini bila 4 siklus Yuga tersebut terlaksana berulang-ulang…
Masuk akal bila
ditangkap dengan teori ilmu pengetahuan modern??? Mari saya tunjukkan
selanjutnya… (senyum lagi)
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk
menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
Bumi. Periode geologi disesuaikan dengan waktu dan tata nama yang diusulkan
oleh International Commission on Stratigraphy dan United States
Geological Survey. Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan
bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun / 4.570.000.000 tahun. Waktu geologi
bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap
periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan
peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal.
Akhirnyaaa…
(lega) Saya dapat menyelesaikan tulisan saya yang paling spesial ini, karena
ini adalah buah pikiran, ‘penangkapan pikiran’, dan ‘gambaran’ apa yang saya
rasakan selama ini. Yang lalu hanya berupa potongan-potongan gambar, kini dapat
saya tuangkan seutuhnya mengenai Tuhan
Yang Maha Esa.
Dan
yang lebih membuat hati saya puas dan bangga pada tulisan ini, saya dapat
menuangkan tentang apa yang saya sangat cintai dan yang sangat saya puja (Tuhan
Yang Maha Esa), dan atas berkat, restu, serta petunjuk Beliau, saya dapat
menggambarkan Beliau dengan lebih detail, dimana ilmu agama dapat saya
‘sejajarkan’ dengan ilmu pengetahuan modern yang berkembang di dalam masyarakat
luas pada umumnya. Hal itu adalah hal yang sangat sulit, dimana menemukan
ajaran rohani sejalan dengan ajaran ilmu pengetahuan modern adalah sangat
jarang dapat diungkapkan.
Terimakasih
atas semuanya, Tuhan…CHANTI CHANTI CHANTI
Bagaimana??? Masih ada yang menilai bahwa Hindu adalah agama mistik?? Bila
iya, saya hanya tertawa saja…
NB:
|
Di dunia ini Tuhan
Yang Maha Esa telah turun kedunia dalam berbagai macam bentuk, wujud, dan latar
belakang kehidupan yang dipilih-Nya sebagai manusia. Dalam agama Hindu
perwujudan Tuhan Yang Maha Esa sudah 9 kali turun ke dunia, wujud-Nya yang paling terkenal sebagai manusia
dalam agama Hindu adalah sebagai Shri Kresna/Lord Krishn – Tuhan Yang Maha Esa
sebagai Awatara ke 8 dari 10 Awatara. Latar belakang :
Shri Kresna adalah seorang putera kedua dari tiga bersaudara
dari seorang Raja bernama Prabu Basudewa dari Kerajaan Surasena. Prabu Basudewa
adalah kakak kandung dari Dewi Kunthi ibunda dari Sang Arjuna, dimana Sang
Arjuna kemudian dinikahkan dengan adik Shri Kresna sendiri yang bernama Dewi
Subadra yang kemudian melahirkan seorang anak yang bernama Abimayu.
Sedangkan dalam agama
Buddha, wujud Tuhan Yang Maha Esa yang terkenal adalah Siddhārtha Gautama/Lord
Buddha– Tuhan Yang Maha Esa sebagai Awatara ke 9 dari 10 Awatara. . Latar
Belakang :
Siddhārtha Gautama adalah
seorang putera Raja bernama Prabu Suddhodana. Siddhārtha
Gautama lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat
melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya.
Suatu hari seorang
pertapa yang bernama pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang
Pangeran kelak akan menjadi seorang Buddha. Mendengar ramalan tersebut Prabu Suddhodana menjadi cemas,
karena apabila Sang Pangeran menjadi seorang Buddha, tidak ada yang akan
mewarisi tahta kerajaannya. Kemudian oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa
itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa.
Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa
itu adalah: orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa/orang suci.
Sejak kecil sudah
terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai,
selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan
cantik rupawan di istana
yang megah dan indah, hal tersebut dilakukan Prabu Suddhodana agar putra
tunggalnya dapat menikmati segala hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan
berusaha disingkirkan dari kehidupan Sang Pangeran, sehingga Sang Pangeran
hanya mengetahui kenikmatan duniawi.
Suatu hari Pangeran Siddhārtha
Gautama meminta izin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan tersebut
dilihatnya "4 Kondisi" yang sangat berbeda, yaitu orang tua, orang
sakit, orang mati dan orang suci seperti yang ditakutkan oleh ayahanda-Nya. Melihat
hal tersebut Pangeran Siddhārtha Gautama bersedih dan menanyakan kepada dirinya
sendiri: "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit,
umur tua, dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang
yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala
sesuatu yang sifatnya sementara ini?!". Pangeran Siddhārtha Gautama berpikir
bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.
Selama 10 tahun
lamanya Pangeran Siddhārtha Gautama hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan
batin Pangeran Siddhārtha Gautama berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat
pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddhārtha
Gautama memutuskan untuk meninggalkan istana-Nya dan dengan ditemani oleh
kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan ‘Pelepasan Agung’ dengan
menjalani hidup sebagai pertapa.
Setelah itu Pangeran Siddhārtha
Gautama meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu
sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit, dan mati. Pertapa Siddhārtha
Gautama berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputra,
tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkan-Nya. Kemudian Beliau
bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga
meninggalkan cara yang ekstrem itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk
mendapatkan Penerangan Agung.
Lalu dalam agama Kristiani,
wujud Tuhan Yang Maha Esa yang terkenal adalah Jesus Kristus– sebagai Putra
Yang Terkasih dari Allah Bapa Yang Ada Di Surga. . Latar Belakang:
Terlahir dengan
cara-Nya yang sangat bersahaja di dalam sebuah palungan dalam wujud-Nya sebagai
anak manusia, Jesus Kristus dilahirkan kedunia dari seorang Perawan Suci Maria.
Ada yang mengusik
perhatian saya tentang perjalanan hidup Jesus Kristus yang memiliki banyak
kesamaan dengan Shri Kresna. Walaupun Kristus memiliki latar belakang yang
sangat berkebalikan dengan Kresna, namun saya menemukan banyak riwayat Kristus
yang memiliki kesamaan dengan Kresna. Mari kita bandingkan persamaan pada gambar-gambar
di bawah ini… (senyum manis)