Untuk tulisan Blog ke-31 Ayu
Sulastrini for Nature, Science, and God : Tuhan Yang Maha Esa,
Bhagavad Gita, Pewayangan, Siklus Penciptaan - Kiamat, dan Ilmu Pengetahuan
Modern ini, merupakan
persembahan saya dimana hari ini, yaitu pada tanggal 23 September adalah tepat
1 tahun mengenang wafatnya almarhum ayahanda saya Ida Rsi I Gusti Sidemen Adnyana, yang juga merupakan adinda dari tante saya almarhumah I Gusti
Ayu Nyoman Tirtha, dan sekaligus
kakanda dari tante saya juga almarhumah I Gusti Made Sibetan.
Ibunda saat merawat ayahanda almarhum di ruang V.V.I.P. Rumah Sakit Propinsi Mataram |
Ayahanda Almarhum Ida
Rsi I Gusti
Sidemen Adnyana saat dirawat di ruang V.V.I.P. Rumah Sakit Propinsi Mataram
|
Ayahanda Almarhum Ida Rsi I Gusti
Sidemen Adnyana Nyuarga
|
Saya pribadi dilihat dari garis keturunan para
leluhur dan garis keturunan langsung dari ayahanda almarhum I
Gusti Sideman Adnyana, tentunya sudah sangat jelas saya berasal
dari Trah Ksatria yang juga memiliki unsur-unsur
kesucian seorang Sulinggih (orang
yang telah mendapatkan penyucian), dilihat dari Tingkat Jnana (tingkat pengetahuan,
tingkat perbuatan baik, dan tingkat pengindraan langsung kepada Tuhan Yang Maha Esa) yang telah dicapai oleh almarhum ayahanda I Gusti Sidemen Adnyana, dan begitu pula tingkat pencapaian Jnana yang sama dengan leluhur agung saya yaitu Ida
Bhatara Leluhur Shri Bhagawan Patih Panulisan I Gusti Dauh Bale Agung.
Untuk mencapai Tingkat Jnana seorang Rsi/Bhagawan
tentulah tidak banyak manusia di jagat bumi ini yang memiliki kemampuan untuk
mencapainya.
Karena seseorang yang sudah mencapai tingkatan seorang Rsi/Bhagawan mempunyai kewajiban untuk mempertahankan 9 sifat-sifat Rsi/Bhagwan yang dicapainya supaya ‘tidak merosot’.
9 Sifat-sifat tersebut meliputi:
1. Dirghayusa (panjang umur),
2. Matikerti (mampu melaksanakan keinginan),
3. Siddaiswarya (sempurna sejak dalam kandungan),
4. Diwya Caksu (mampu mengetahui hal-hal jauh maupun dekat, masa lalu maupun masa yang akan datang),
5. Prtyaksha Darmanah (memiliki pengetahuan),
6. Gotraprawartaka (mempunyai keturunan),
7. Satkarmanirala (tidak terhalang melakukan Yadnya), salah 1 contoh : saat ayahanda
I Gusti Sidemen Adnyana nyuarga / wafat, ruh beliau mempunyai kemampuan mencapai alam Nirwana / surga tanpa
memerlukan pelaksanaan rangkaian Upacara Ngaben (yang saya kutip dari perbincangan saya dengan almarhum ayahanda I Gusti Sedemen Adnyana secara 4 mata tepat sehari sebelum beliau nyuarga / wafat)
8. Silinah (berpegang teguh dengan kesusilaan) ,
9. Cramedina (gemar dalam tugas rumah tangga dan tidak takut untuk menjalani hidup dengan memakan makanan yang sederhana).
Dan seseorang bisa digolongkan sebagai seorang Rsi/Bhagawan apabila seseorang tersebut
telah memiliki 4 kemampuan, yaitu:
1. Widya :
ilmu pengetahuan,
2. Satya :
kejujuran dan kebenaran,
3. Tapa :
pengendalian diri,
4. Sruta :
penerimaan wangsit.
Maka dari itu, karena diri saya memiliki
garis keturunan seorang Rsi/Bhagawan, juga
dilatarbelakangi oleh kemampuan menulis sastra dari kakek saya almarhum I Gusti Nyoman Sibetan, dimana seni sastra terutama dibidang tulis-menulis dari kakek
almarhum I Gusti Nyoman Sibetan tersebut sekarang telah menurun kepada saya, yang dapat dilihat dari jumlah
pembaca kedua Blog
Ayu Sulastrini for Nature, Science, and God dan Blog Ayu
Sulastrini for International Architecture hingga saat
ini nyaris mencapai 24ribu pembaca yang tersebar di hampIR 60 negara di seluruh
dunia. Jadi tidaklah
mengherankan lagi apabila saya mempunyai ‘tugas’ di bumi sebagai seorang ‘Pasupati Bhagawadgita’ di jaman Milenium ini.
Sebagian tulisan Lontar dari kakek almarhum I Gusti Made Sibetan
|
Hmmmmmm………..
Di rangkaian Blog sakral saya ini, kali ini saya ingin mengedepankan tentang
penemuan bukti-bukti nyata di jaman modern ini yang mampu menguatkan dan
membuktikan kebenaran teori dalam kitab suci Bhagavad Gita, yaitu mengenai siklus penciptaan dan
keberadaan manusia sekaligus
disertai oleh siklus kiamat seluruh mahluk hidup di muka bumi yang sehubungan dengan kebenaran keberadaan tokoh-tokoh dalam kisah pewayangan.
Selanjutnya
langkah pertama yang saya ambil untuk memulai isi uraian penulisan Blog sakral ini adalah dengan melakukan
pengulangan kembali (sebagai pengingat) sebagian dari inti pokok bahasan yang
ada di dalam Blog versi Tuhan Yang
Maha Esa, Bhagavad Gita, Pewayangan, dan Ilmu Pengetahuan Modern terdahulu, yaitu seperti di bawah
ini :
replay▼theory
Disebutkan
dalam Bhagavad Gita, perhitungan waktu manusia, waktu 1 hari Dewa
Brahma = 1000 jaman manusia atau yang disebutYuga. Alam semesta
diwujudkan dalam siklus-siklus Kalpa, dimana 1 Kalpa = waktu 1 hari Dewa Brahma
= 1000 siklus Yuga / 1000 jaman manusia. Dimana dalam kurun
masa waktu penciptaan-Nya di bumi, Tuhan Yang Maha Esa menggunakan Siklus Yuga,
yang dibagi menjadi:
1. Satya Yuga berlangsung
selama 1.728.000 tahun waktu manusia ; jaman ini memiliki ciri : memiliki
sifat-sifat yang sangat saleh, unsur kebijaksanaan dan agama sangat kuat, tidak
adanya dosa dan kebodohan sama sekali.
Satya Yuga, dalam pembahasan ilmu pengetahuan modern:
Diperkirakan monyet
besar sebagai mamalia pertama yang ada di dunia terdapat pada 35 juta tahun
yang lalu, selanjutnya berevolusi menjadi monyet besar yang sudah menyerupai
manusia diperkirakan telah ada pada 10 juta tahun yang lalu.
Sedangkan keberadaan
manusia diperkirakan telah diciptakan di bumi sekitar 1.700.000 - 4.400.000
tahun yang lalu. Hampir mendekati dengan penjumlahan seluruh
siklus-siklus Yuga = usia Satya Yuga = berjumlah 4.320.000 tahun. Contoh penemuan dari ilmu
pengetahuan modern yang bersesuaian:
a. Fosil Meganthropus Paleojavanicus yang usianya
diperkirakan antara 1.000.000 – 2.000.000 juta tahun yang lalu berasal dari
Sangiran,
b. Fosil Pithecanthropus Mojokertensis yang
usianya diperkirakan 1.900.000 juta tahun yang lalu berasal dari Mojokerto,
c. Fosil Kenyanthropus Platyops yang
usianya diperkirakan antara 3.500.000 juta tahun yang lalu berasal dari Kenya,
d. Fosil Ardipithecus Ramidus yang usianya diperkirakan antara 4.400.000
juta tahun yang lalu yang juga berasal dari Ethiopia.
Kemudian
dilanjutkan oleh jaman…
2. Tetra Yuga berlangsung
selama 1.296.000 tahun waktu manusia; jaman ini memiliki ciri : sudah mulai
melakukan kegiatan berdosa. Ini adalah jaman kehidupan dari Shri Rama yang
turun ke bumi sebagai perwujudan dari Tuhan Yang Maha Esa secara langsung,
untuk mengalahkan kekuatan gelap Sang Mahluk Jahat Sakti Nan Abadi – Prabu
Rahwana . Dimana jaman ini ditutup dengan ditangkapnya Prabu Rahwana karena
yang telah dijepit hidup-hidup oleh dua buah gunung kembar, yang akhirnya
membuat Prabu Rahwana tak mampu berkutik lagi melaksanakan kejahatan dan nafsu
serakahnya : untuk menguasai bumi dan tidak bisa mati selama-lamanya. Namun
dalam kondisi demikianpun Prabu Rahwana hingga sekarang tetap mengeluarkan
pengaruh gelapnya untuk membuat manusia melakukan perbuatan berdosa.
Dengan demikian dilanjutkan oleh jaman…
3. Dvapara Yuga berlangsung
selama 864.000 tahun waktu manusia; jaman ini memiliki ciri : sifat-sifat saleh
dan kegiatan keagamaan semakin merosot, sedangkan dosa semakin meningkat. Ini
adalah jaman kehidupan keluarga Bharata / Pandawa dan Kaurawa berlangsung.
Dimana jaman ini ditutup dengan selesainya perang suci Bharatayuda yang
dimenangkan oleh Para Pandawa, kemudian mangkatnya Para Pandawa ke surga di
atas Gunung Himalaya.
Terakhir dilanjutkan oleh jaman…
4. Kali Yuga akan
berlangsung selama 432.000 tahun waktu manusia, dan telah berlangsung
selama kurun waktu 5000 tahun yang lalu (termasuk di jaman sekarang ini). Dimana
diperkirakan 5000 - 6000 tahun yang lalu Adam dan Hawa juga berada di bumi;
jaman ini memiliki ciri : kebodohan, kekacauan, hal-hal yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip agama dan kegiatan penuh dosa melimpah, sedangkan
sifat-sifat saleh yang sejati hampir tidak ada….
Dijaman ini adalah juga jaman kehidupan dari
banyak pemimpin suci agama-agama lainnya seperti:
a. Sang Maha Suci Buddha berlangsung (563SM - 483SM),
b. Putra Allah Bapa yang terkasih Tuhan Yesus Kristus
berlangsung (4SM),
c. Nabi Muhammad SAW (571M - 633M).
replay▲theory