Rabu, 01 Februari 2012

E-waste_Electronic Waste





Setelah membedah pencemaran di lautan kita tercinta, giliran saya kini akan membedah tentang pencemaran yang ada di daratan. Pertama-tama saya akan melirik pembahasan tentang ‘pencemaran yang menarik’ dari si sampah canggih dan mahal  yang kita sebut dengan sampah elektronik atau Electronic Waste / E-Waste, canggih bukan namanya?? (senyum)
Apakah itu sampah elektronik atau Electronic Waste / E-Waste?? Sampah elektronik atau Electronic Waste / E-Waste adalah kumpulan benda-benda berupa komponen-komponen bekas dari barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai lagi. Sampah elektronik terbanyak adalah berupa telepon genggam, diikuti televisi, perangkat komputer, dan lemari es. Sampah elektronik paling banyak dihasilkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan dimana pembuangannya sebagian besar dilakukan secara legal dan illegal ke negara-negara berkembang dan juga negara miskin seperti China, Thailand, India, Meksiko, Nigeria, Singapore, dan Brazil. Atau ke negara-negara lainnya yang tujuan pengirimannya masih diperkirakan seperti negara kita Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, Rusia, Ukraina, Kenya, Mesir, Venezuela, Argentina, dll.
Hal itu, menurut Jim Pockett, seorang praktisi dari Action Network Basel Convention, mengungkapkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat mulai kesulitan membuang limbah elektronik mereka. Celakanya, negara-negara maju itu mengincar negara berkembang sebagai tempat pembuangan limbah elektronik mereka. Namun pihak Bea dan Cukai di Indonesia berhasil membongkar upaya itu dan mengembalikan sampah elektronik tersebut ke Amerika.

End Destination Countries of World Electronic Waste

 
Sebagai seorang  gadget freak dan manusia yang hidup di jaman modern yang serba canggih, electronic centre adalah surge dunia bagi saya. Apalagi bisa membawa pulang barang elektronik yang tercanggih dan memajangnya di rumah (senyum)
 
Ohoho…Siapa yang tidak suka barang elektronik tercanggih? Apalagi yang ada diskonnya…hmmm…nyam…nyam…nyam…

Kebanggaan dan kekaguman tak akan pernah berhenti membuncah di hati masing-masing manusia bila menyaksikan keberhasilan peradaban manusia yang saat ini terus menerus kian maju dengan pesat, termasuk dalam perkembangan teknologi di bidang elektronika. Sejatinya kemajuan teknologi diciptakan manusia dan terus disempurnakan bagi fungsi utamanya untuk mempermudah kehidupan manusia itu sendiri. Maka dari itu kita tidak mungkin lagi mencegah atau memperlambat laju perkembangan teknologi elektronika yang serba cepat saat ini. Hingga tanpa kita sadari ternyata barang-barang elektronik yang sudah tak terpakai, dibuang, dan ‘ketinggalan jaman’ bisa menjadi tumpukan-tumpukan sampah berbahaya yang menggunung dan begitu mencemari lingkungan. Menurut United Nation Environmental Program (UNEP), sampah elektronik dunia mencapai angka 50 juta ton per tahun!! Bahkan diperkirakan sampah elektronik akan 'membooming' di sepuluh tahun kedepan. Bayangkan berapa banyak sampah elektronik yang terkumpul di bumi kita tercinta nantinya?? Lalu dimanakah mahluk hidup berada??


Ini elektronik sekarang..
 
Inikah elektronik besok??


sampah elektronik yang menggunung

gunungan sampah elektronik hingga mampu membentuk suatu kota E-Waste City, menarik??

 
jutaan compact disc bekas mampu membentuk paving indah dari sebuah taman yang cukup luas, menarik??

Lalu dimanakah letak sampah elektronik yang bisa membentuk sebuah kota seperti yang ditunjukkan oleh salah satu gambar sebelumnya?? Kota tersebut adalah Guiyu di propinsi Guangdong, China yang merupakan tujuan utama tempat  pembuangan sampah elektronik terbesar di dunia dari negara-negara maju. Dimana Kota Guiyu sudah mulai  menerima sampah elektronik sejak tahun 1995 dengan jumlah sekitar 1,5 juta ton limbah elektronik tiap tahun. Setidaknya terdapat 5.500 industri rumahan yang mengolah limbah elektronik dan mempekerjakan setidaknya 150.000 orang pekerja.


Main Electronic Waste Recycling Countries Map





para pekerja di pembuangan sampah elektronik Guiyu-China

Lalu mengapa China tertarik menerima kiriman sampah elektronik?? Jawabannya sangat menarik.. Mari kita bahas sedikit..
Dimulai dari proses sampah elektronik yang datang melalui pelabuhan laut yang diangkut dengan menggunakan truk kontainer, lalu dikumpulkan di tempat pembuangan sampah elektronik akhir. Kemudian sampah elektronik tersebut dimasukkan lagi di dalam sebuah gudang penampungan.  Setelah itu sampah elektronik dipilah-pilih dan dikelompok-kelompokkan. Proses selanjutnya komponen-komponen dari sampah elektronik dipisah-pisahkan. Proses terakhir dibagi menjadi dua yaitu:
- komponen-komponen tersebut dibersihkan dan dibawa ke pabrik untuk dipasang pada PCB (Printed Circuit Board) yang baru lalu dirakit pada Casing elektronik yang baru kemudian diberi merek China.
- komponen-komponen yang tak laku dijual dibawa ketempat daur ulang untuk dilebur dan dipanaskan untuk mendapatkan kandungan timah, tembaga, dan emas murni di dalamnya.
Itulah mengapa China tertarik untuk menerima kiriman sampah elektronik dari negara-negara maju dengan jumlah yang menggunung karena dipertimbangkan bahwa dengan pemanfaatan sampah elektronik ini bisa menjadi rantai kegiatan ekonomi baru bagi China.


gudang penampungan sampah elektronik


 
kelompok sampah elektronik : monitor computer

kelompok sampah elektronik : keyboard komputer
 
kelompok sampah elektronik : televisi
 

kelompok sampah elektronik : telepon genggam




pemisahan komponen-komponen sampah elektronik
 
pemasangan komponen bekas pada PCB baru lalu dirakit pada casing elektronik yang baru




peleburan dan pemanasan komponen untuk mendapatkan kandungan timah, tembaga, dan emas



   bagian-bagian komponen sampah elektronik yang mengandung emas



 kandungan emas murni yang terdapat di dalam komponen-komponen sampah elektronik, mmmh… anda tertarik??


Namun di sudut lainnya, ternyata memiliki sisi buruk dan kelam pada tiap proses pembongkaran dan pembakaran sampah elektronik. Adanya pencemaran lingkungan yang hampir merata di seluruh wilayah Kota Guiyu. Pencemaran yang  dapat ditimbulkan oleh sampah elektronik jika dibuang secara sembarangan akan menghasilkan lindi (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan infiltrasi air eksternal dari hujan). Cairan yang sangat konduktif ini kemudian masuk ke dalam tanah dan menyebabkan pencemaran air tanah, merusak kesuburan tanah, dan  juga mematikan makhluk hidup di dalamnya.
Selain pencemaran tanah, sampah elektronik juga mengakibatkan pencemaran air, terutama yang dihasilkan oleh limbah pembakaran batu bara saat proses pemisahaan logam-logam yang terdapat komponen elektronik berlangsung. Limbah di buang langsung ke sungai dan selokan kota, sehingga mencemari sungai dan juga air sumur penduduk. Imbasnya, air sumur tidak bisa diminum dan tanah tidak bisa ditanami. Padahal, sebelumnya Guiyu adalah daerah penghasil beras.



 polusi air akibat limbah pabrik sampah elektronik yang di buang langsung ke sungai dan selokan kota


Disamping mengakibatkan pencemaran lingkungan, pendauran ulang sampah elektronik memiliki dampak buruk secara langsung bagi tubuh manusia yaitu pada saat melakukan pembakaran kabel untuk mendapatkan kandungan tembaga di dalamnya. Ternyata dalam proses pembakaran kabel tersebut terdapat racun-racun seperti Dioksin, Kadmium, Merkuri, Timbal, Kromiun, Arsenik, dan berbagai jenis logam berat lainnya . Zat-zat apakah itu??
-       Dioksin adalah nama kelompok senyawa kimia yang bersifat super toxic. Dioksin mampu mengacaukan sistem biologis hormon sehingga dapat mengubah fungsi dan mekanisme genetis dari sel yang dapat mengakibatkan pengaruh lain dari timbulnya kanker, dapat menurunkan daya kekebalan tubuh, kekacauan system urat saraf, keguguran, dan terjadi cacat kelahiran.
-       Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang sangat berbahaya karena elemen ini sangat beresiko terhadap pembuluh darah, dan dapat terakumulasi terhadap organ dalam tubuh manusia yaitu hati dan ginjal.
-       Timbal adalah neurotoksin (racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal kedalam darah manusia terutama melalui saluran pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual Quotient (IQ).
 Mengapa bisa berpengaruh terhadap IQ?? Dari sebuah riset yang dilakukan menunjukkan, adanya hubungan invers (terbalik) kandungan timbal terhadap angka IQ. Semakin tinggi kadar timbal dalam darah, semakin rendah poin IQ-nya. 



polusi udara yang diakibatkan oleh peleburan dan pembakaran komponen-komponen sampah elektronik


Dalam kesehariannya, banyak dari para pekerja menggunakan alat pengaman seadanya hingga mengabaikan keselamatan dan kesehatan mereka sendiri. Karena bekerja secara ''primitif'' inilah, telah membuat 88% pekerja rentan terhadap gangguan neurologi, pernapasan, dan juga kulit. Banyak pekerja anak yang menderita karena tingginya tingkat pencemaran lingkungan akibat timah. Menurut laporan Universitas Shantou, jumlah penderita kanker di Guiyu cukup tinggi. Begitu pula kasus keguguran pada wanita hamil sangat memprihatinkan.


 seorang pekerja wanita tanpa alat pengaman pernapasan dalam melebur komponen-komponen sampah elektronik


Pada akhirnya, semua pembahasan dan penggambaran secara panjang lebar  tentang adanya sampah elektronik yang kian membludak di tahun-tahun mendatang akibat meningkatnya kebutuhan barang-barang elektronik dalam peradaban manusia modern saat ini, akan mengacu ‘secara khusus’ untuk dapat memberikan ‘sebuah peringatan’ bagi negara kita tercinta Indonesia, agar secara sadar dan juga merasa berkewajiban memiliki tanggung jawab yang besar terhadap sampah elektronik ini. Mengapa begitu?? Karena, masyarakat Indonesia dikenal cukup konsumtif dalam berbelanja barang-barang elektronik.
Itulah mengapa walaupun saya adalah seorang gadget freak, tetapi saya tetap menganjurkan untuk mengurangi kebiasaan bergonta-ganti telepon genggam dan barang elektronik lainnya yang masih ‘mengusung’ teknologi yang sama, atau senang berganti-ganti gadget hanya karena mengikuti ‘trend’, seperti yang telah saya singgung pada pembahasan sebelumnya (Mengurangi Dampak Lingkungan). Dan satu hal yang tak kalah pentingnya, jangan lupa terhadap ‘kewaspadaan’ kita sebagai negara yang mungkin saja menjadi ‘target sasaran’ pengiriman sampah elektronik selanjutnya, sehingga kewaspadaan itu harus segera ditingkatkan demi kelangsungan kelestarian alam Indonesia sebelum terlambat. Jadi… PILIHLAH ALAM LESTARI DIBANDING SAMPAH CANGGIH!!!

andakah salah satu yang duduk dengan senyum bahagia di E-Waste tractor ini??

4 komentar:

  1. waw mantap...tapi saya tertarik untuk mendulang emas dari barang elektronik,tpi caranya bagai mana ?
    mohon penjelasannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebur emas yang bercampur logam dengan tanur tinggi, tapi siap-siap kena kanker paru, kanker kulit, keguguran, & gangguan saraf

      Hapus
    2. Perlu antisipasi dengan perlindungan model apa ,yang bisa dilakukan ,dengan menekan resiko yang sekecil mungkin demi keselamatan kerja ......!

      Hapus
    3. Indonesia harus menjadi salah satu negara pemasok sampah elektronik untuk dapat menikmati keuntungan yang diinginkan.............

      Hapus