Bertepatan Hari Ulang
Tahun saya yang ke-38 tahun, saya memutuskan untuk mendokumentasikan sebagian
masakan Ala Ayu Sulastrini yang
pernah saya buat. Dimana seluruh proses memasak yang saya lakukan sesuai dengan
judulnya : FROM MARKET TO THE PLATE; yang berarti seluruh masakan Ala Ayu Sulastrini yang saya posting
ini benar-benar saya lakukan melalui proses dari pembelian dan pemilihan bahan-bahannya
di pasar-pasar tradisional hingga melakukan plating,
yang seluruh bahan-bahannya hingga ke proses plating itu sendiri adalah bahan-bahan makanan orisinil bukan bahan-bahan
makanan artifisial (seluruh masakan dan garnis dapat dimakan) sebagaimana dengan yang saya
tampilkan pada gambar selanjutnya ini…….. :)))
Mi Goreng Baso ala Ayu Sulastrini |
Ayam Suir Terasi Lombok ala Ayu Sulastrini |
Tempura Cumi ala Ayu Sulastrini |
Spaghetti Sehat Sosis Ayam dan Daging Sapi Saus Nanas ala Ayu Sulastrini |
Ayam Telur Saus Tiram ala Ayu Sulastrini |
Satay Udang Super Pedas Tralalala ala Ayu Sulastrini |
Satay Sapi Lilit Sambal Pulau Lombok ala Ayu Sulastrini |
Tempura Udang ala Ayu Sulastrini |
Semur Ayam Pedas Manis
ala Ayu Sulastrini
|
Satay Ayam Super Pedas ala Ayu Sulastrini |
Beef Steak BBQ ala Ayu Sulastrini |
|
Masakan-masakan tadi hanya
sebagian saja dari masakan-masakan yang saya buat, sebenarnya masih banyak lagi
jenis masakan lainnya yang saya buat tapi belum sempat saya dokumentasikan. Berurutan
dengan Hari Ulang Tahun saya pada tanggal 24 Maret, dimana sebelumnya pada
tanggal 21 Maret adalah merupakan
peringatan Hari Hutan Sedunia, dan
pada tanggal 22 Maret adalah
peringatan Hari Air Sedunia. Maka masih
sehubungan dengan Hari Hutan Sedunia, Hari Air Sedunia, dan berbagai makanan
yang saya masak tersebut, dimana pada blog
ini saya akan menguraikan: “Bagaimana
Menyelamatkan Bumi Melalui Makanan”.
Mungkinkah??????
Hmmmmmm........
Sebenarnya saya ingin
menulis blog yang isinya membahas
tentang “Bagaimana Menyelamatkan Bumi Melalui Makanan” ini sebagai lanjutan dari blog
Ayu Sulastrini For Nature and God : CATTLE WASTE, yang telah saya tulis di tahun 2012. Tapi sehubungan dengan ribuan ide-ide yang tumpang tindih dalam
otak saya yang harus segera saya tuangkan dan urai satu-persatu secara bahasa
baku dan sistematis kedalam 33 judul yang sudah saya format secara apik kedalam
bentuk 2 blog; blog1 Ayu Sulastrini For Nature and God dan blog2 Ayu Sulastrini For International Architetcure. Tapi juga dilain
pihak, tentu saja dikarenakan akibat adanya bertahun-tahun serangan-serangan Bullying
Raja Singa13 dan Teror-teror13
yang harus saya hadapi, yang tidak saja membuat pikiran saya semakin rumit tapi
sekaligus juga semakin tajam, sehingga hal-hal tersebutlah yang menjadi salah
satu penyebab utama pembahasan “Bagaimana Menyelamatkan Bumi Melalui Makanan” ini akhirnya harus mengantri untuk
saya bahas selama kurun waktu 5 tahun...... ^_^’
Hmmmmmm........
Hmmmmmm........
Hmmmmmm........
Dimulai dari tingkat
harapan hidup manusia di jaman milenium ini semakin tinggi dikarenakan
teknologi dan ilmu kedokteran sudah semakin maju dan canggih. Dengan tingkat
harapan hidup manusia yang semakin tinggi disertai dengan tingkat perekonomian
dan keamanan dunia semakin membaik jika dibanding abad-abad sebelumnya, adalah menjadi
penyebab utama meledaknya jumlah populasi manusia yang pada akhirnya mau
tak mau menyingkirkan populasi mahluk-mahluk lainnya hingga ketingkatan
kepunahan. Dengan meledaknya jumlah populasi manusia yang tidak berbanding
lurus dengan tingkat populasi mahluk hidup lainnya membuat kondisi alam di bumi
semakin tidak seimbang. Dimana yang tanpa manusia kebanyakan sadari; semakin baik kondisi
finansial seseorang, semakin banyak keinginan-keinginannya yang harus diraih
dan dimiliki, sehingga pada akhirnya akan menjadi penyebab beban bumi dan alam ini....
Apa hubungannya??????
Hmmmmmm........
Selanjutnya saya akan
menguraikan penjabarannya secara bertahap melalui sebuah proses berpik.IR
sederhananya sebagai berikut ini........
Hmmmmmm........
Semakin minim kondisi
keuangan seseorang tentunya semakin sedikit kemampuannya memenuhi kebutuhan
hidupnya secara lebih variatif, dimana kemampuannya hanya sebatas dari pemenuhan
kebutuhan yang paling dasar yaitu makanan. Sebaliknya semakin tinggi kondisi
keuangan seseorang tentunya semakin meningkat pula kemampuannya memenuhi segala
hal, yang dari hanya sekedar kebutuhan primernya hingga ketingkat keinginan
yang tersier/mewah.
Contoh......
A.
Kelompok pertama; seorang yang hidupnya tergolong sangat miskin/kemiskinan
ekstrim tentu saja yang paling dibutuhkan pertama kali adalah sebentuk makanan
apa saja yang dapat ditemuinya, asalkan mampu mangurangi kondisi kelaparannya....
Manusia yang mengalami kelaparan yang ekstrim
|
B. Kelompok kedua; seseorang yang tergolong masih berada ditingkat
garis kemiskinan, dimana kemampuannya hanya sebatas mendapatkan makanan di
bawah standar kelayakan makanan bergizi alias hanya untuk sekedar penyambung
hidup, seperti : sepiring nasi putih bertabur garam, dan air putih....
Manusia yang termasuk hidup di bawah garis
kemiskinan
|
Hmmmmmm........
Diambil dari makanan manusia
di Indonesia yang paling mendasar inilah, yaitu: nasi, garam, dan air putih, saya
akan mengurai satu-persatu yang saya sebut sebagai: beban bumi yang dimulai
dari makanan!!!!
Air Putih
|
Proses-proses Pengadaan Makanan yang menjadi beban
bumi:
1.
Untuk mendapatkan segelas air putih layak minum, tentu akan melalui
proses memasak menggunakan bahan bakar, dimana dijaman sekarang ini minimal
melakukan proses memasak harus menggunakan minyak tanah ataupun gas. Dimana
seperti kita ketahui untuk mendapatkan minyak tanah dan gas yang siap pakai
tentu juga harus melalui proses panjang pertambangan yang rumit dari sumbernya
di dalam bumi sana. Bayangkan berapa energi yang diperlukan manusia hanya untuk segelas
air putih?!
2.
Untuk mendapatkan sepiring nasi putih, tentu melalui proses:
a.
Menanam padi; memerlukan air untuk pengairan, pupuk untuk
menyuburkan, dan insektisida untuk mengusir hama penyakit.
b.
Mengirimkan padi yang sudah berbentuk beras ke seluruh pelosok
tanah air; memerlukan proses transportasi.
c.
Memasak beras menjadi nasi putih; memerlukan air bersih, bahan
bakar minyak tanah ataupun gas seperti yang telah saya bahas.
Bayangkan lagi berapa energi
yang diperlukan manusia hanya untuk sepiring nasi putih?!
3.
Untuk mendapatkan sebungkus garam yang harus didistribusikan ke
seluruh pelosok tanah air tentunya juga memerlukan proses transportasi.
C. Kelompok ketiga; seseorang yang tergolong berada ditingkat sangat-sangat
sederhana, dimana kemampuannya sudah mendapatkan makanan pokok yang dilengkapi
dengan lauk-pauk yang sangat-sangat sederhana, seperti : nasi putih, sayur
bening, tempe, tahu, ikan asin, atau ikan-ikanan dengan bumbu-bumbu sederhana.
Manusia yang termasuk hidup dengan sangat-sangat
sederhana
|
Olahan masakan yang sangat-sangat sederhana
|
Air putih dengan es batu dan seiris buah jeruk
peras
|
Proses-proses Pengadaan Makanan yang menjadi beban
bumi:
1.
Hanya untuk menambahkan beberapa buah es batu dan seiris buah
jeruk peras pada segelas air putih sebagai minuman yang terlihat begitu
sederhana, namun kenyataannya harus melalui proses:
a.
Membekukan air putih hingga menjadi es batu di dalam sebuah freezer kulkas yang tentunya memerlukan energi
listrik.
b.
Untuk dapat membeli sebuah jeruk peras di pasar, tentunya didahului
dengan proses menanam pohon jeruk perasnya terlebih dahulu. Sama halnya dengan
proses menanam lainnya, jeruk peras juga memerlukan; air untuk pengairan, pupuk
untuk menyuburkan, dan insektisida untuk mengusir hama penyakit, yang kemudian
memerlukan proses transportasi untuk pendistribusiannya hingga sampai ke tangan
pembeli.
Mulailah membayangkan berapa
energi yang diperlukan manusia hanya untuk segelas air es batu dengan seiris
buah jeruk peras?!
2.
Untuk mendapatkan semangkuk sayur bening, akan melalui proses:
a.
Jika terbilang membeli sayur-mayur, bahan bumbu, dan ikan-ikanan
di pasar, biasanya memerlukan proses transportasi juga.
b.
Memasak sayur-mayur sederhana, tentu akan melalui proses memasak
menggunakan bahan bakar minyak tanah ataupun gas.
Bayangkan terus berapa energi
yang diperlukan manusia hanya untuk semangkuk sayur bening?!
3.
Untuk mendapatkan sepiring pauk tahu dan tempe, melalui
proses-proses:
a.
Tahu dan tempe yang berbahan dasar dari kedelai, tentunya didahului
dengan proses menanam pohon kedelainya terlebih dahulu. Sama halnya dengan
proses menanam padi, kedelai juga memerlukan; air untuk pengairan, pupuk untuk
menyuburkan, dan insektisida untuk mengusir hama penyakit.
b.
Mengirimkan kedelai yang sudah menjadi tahu dan tempe ke seluruh
pelosok tanah air; memerlukan proses transportasi.
c.
Memasak tahu dan tempe goreng saja yang paling sederhana;
memerlukan minyak kelapa, garam, dan bahan bakar minyak tanah ataupun gas.
d.
Untuk keperluan minyak goreng; dimana halnya memerlukan proses
penyulingan yang menggunakan bahan bakar minyak tanah atau gas dan pendistribusiannya
ke seluruh pelosok tanah air memerlukan proses transportasi.
Pernahkah terbayang berapa energi
yang diperlukan manusia hanya untuk sepiring pauk tahu dan tempe yang sering dipandang
sebelah mata ini?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar